Peringati Hari Batik Sedunia, Tetap Kreatif dan Patuhi Prokes 

Ririn Asipindari salah satu designer batik Jombang, saat ditemui di butik sekaligus kediamannya. (Foto: Anggraini).
  • Whatsapp

DIWEK, KabarJombang.com – Setiap 2 Oktober selalu diperingati hari batik sedunia. Karena itu, meski pandemi Covid-19 belum mereda tidak menyurutkan penghobi dan kreativitas para designer batik di Kabupaten Jombang, tetap berkarya.

Melansir dari Kompas.com, pada 2 Oktober 2009 atau 11 tahun yang lalu, batik ditetapkan sebagai daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO atau Warisan Budaya Takbenda (WBTb) pada sidang UNESCO di Abu Dhabi.

Baca Juga

Pada naskah yang disampaikan ke UNESCO, dikutip dari laman resmi Kemendikbud, batik diartikan sebagai teknik menghias yang mengandung nilai, makna, dan simbol budaya.

Menurut Ririn Asipindari salah satu designer batik Jombang menuturkan, perkembangan batik di Jombang, sudah cukup baik. Dan beberapa sentra batik di Jombang juga sudah banyak berkambang.

Ririn menekuni batik sudah sejak tahun 1997 yang berawal belajar dengan ibunya yang juga pegiat batik di Jombang.

“Saya terjun ke industri batik karena sudah terlanjur cinta dan memang saya hobi menggambar juga,” ujar Ririn kepada KabarJombang.com, Jumat (2/10/2020).

Ketertarikan masyarakat Jombang terkait batik juga beragam mulai dari kalangan bawah hingga keatas. Ririn juga menyampaikan bahwa batik yang pernah dibuatnya sudah sampai dipamerkan hingga ke luar negeri seperti Jepang pada tahun 2012 silam.

Selain itu, lanjut Ririn, batik yang lebih ditekuninya saat ini yakni batik tulis dengan warna alam. Karena dengan menggunakan warna alam akan lebih mudah dibandingkan dengan warna kimia. Batik dan warna yang dihasilkan pun juga akan lebih awet dan bagus.

“Saya menggunakan batik dengan warna alam karena mudah didapatkan dan terbuat murni dari alam atau dedaunan. Karena saya juga kurang mengerti mengenai warna yang kimia-kimia,” katanya.

Dalam memproduksi batiknya, Ririn membandrol harga mulai dari Rp 80 ribu hingga Rp 15 juta perpotong. Namun kembali lagi pada permintaan pasar atau pelanggan dan tergantung dari kerumitan dalam pembuatan batik itu sendiri.

“Hari batik sedunia ditengah pandemi Covid-19 ini semoga masyarakat Jombang tetap mencintai batik, mencintai hasil karya batik negeri sendiri. Tetap semangat untuk berkarya dan berinovasi untuk menghasilkan batik yang lebih dicintai masyarakat,” ungkap perempuan yang juga pelopor batik ringin contong ini.

Selain itu, sejak awal adanya pandemi Covid-19 butik batik Ririn sudah menerapkan prokes (protokol kesehatan) 3 M sampai sekarang. Diantaranya disediakannya washtafel dan hand sanitizer, memakai masker dan berjaga jarak.

“Kita sejak awal Corona memang sudah menyiapkan semuanya mulai washtafel didepan butik dan tetap memakai masker,” ujarnya.

 

 

 

Iklan Bank Jombang 2024

TIMELINE BERITA

Berita Terkait