Es Dawet Legend di Mojowarno Jombang Sejak 1998, Tawarkan Rasa Manis Khas Gula Merah Asli

Foto : Sukoadi ketika sedang menyiapkan sajian es dawet kepada para pelanggannya. (Wahyu/KabarJombang).
  • Whatsapp

MOJOWARNO, KabarJombang.com – Suasana siang hari dengan terik panas menyengat memerlukan asupan minuman yang menawarkan kesegaran bagi tubuh. Salah satunya minuman seger andalan para warga Kecamatan Mojowarno, yakni es dawet.

Es dawet selain menawarkan kesegaran, juga menawarkan rasa manis dan gurih. Salah satu pedagang es dawet legend sejak tahun 1998 tetap konsisten dengan menawarkan keunggulan gula merah aslinya.

Baca Juga

Sukoadi (69) warga Dusun Mojokembang, Desa Karanglo, Kecamatan Mojowarno, Jombang, penjual es dawet menjelaskan keunggulan es dawet miliknya, ketimbang es dawet lainnya.

Ciri khas dari es dawet tersebut adalah ia menggunakan gula merah asli dari wilayah Lumajang. Menurutnya gula tersebut memberikan cita rasa tersendiri bagi es dawetnya.

“Es dawet saya memiliki keunggulan dari segi gula merahnya. Saya memilih gula merah dari weton Lumajang karena gula tersebut memiliki rasa manis dan ada sedikit rasa gurih, selain itu gulanya tidak menyebabkan batuk. Jadi selama saya berjualan tidak ada pelanggan yang komplain karena batuk setelah meminum es dawet buatan saya,” ungkap Sukoadi.

Es dawet legend buatannya berisikan dawet, mutiara, dan tape singkong. Sukoadi berjualan menetap di pinggir Jalan Raya Mojowarno, tepatnya di Dusun Kali Bening, Desa Mojowangi, Kecamatan Mojowarno. Ia buka pada pukul 10.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB.

Harga satu porsi es dawet miliknya saat ini ialah Rp5.000. Namun, sebelumnya ketika tahun 98 harga es dawet miliknya sempat menyentuh harga Rp50.00 dan mulai mengalami kenaikan harga tiap tahunnya.

“Harga awal ketika saya berjualan tahun 98 satu porsi seharga Rp50.00, tahun 2000 harga naik jadi Rp500.00, tahun 2005 harga naik menjadi Rp1.000, akhirnya naik lagi sampai saat ini Rp satu porsi Rp5.000,” tuturnya.

Sukoadi mengawali berjualan es dawet sebelum menetap di pinggir Jalan Raya Mojowarno. Ia sempat berjualan keliling dari tahun 1998 sampai tahun 2000 di sekitar Kecamatan Mojowarno untuk menjajakan es dawet miliknya.

Selain menjajakan es dawet, ia juga memiliki tujuan lain ketika berjualan keliling yakni untuk mengetahui apakah dawet miliknya ini diminati banyak orang atau tidak, dan berupaya mencari pelanggan.

“Awalnya saya berjualan keliling dari desa ke desa, tetapi masih diseputaran Kecamatan Mojowarno saja dari tahun 1998 sampai tahun 2000. Tujuannya berjualan keliling untuk mengetahui apakah es dawet buatan saya ini enak sehingga disenangi orang atau tidak. Kemudian tahun 2001 saya berjualan menetap di depan Rumah Sakit Kristen Mojowarno, lalu tahun 2004 saya pindah karena diusir tidak diperbolehkan berjualan di depan Rumah Sakit Kristen Mojowarno pada saat itu, akhirnya saya pindah dan menetap berjualan di pinggir Jalan Raya Mojowarno hingga saat ini,” ucapnya.

Konsistensi dan keuletannya dalam berjualan dengan tidak mengurangi takaran es dawet serta tidak mengurangi kualitas. Membuat Sukoadi mampu meraup ratusan ribu satu harinya.

“Keuntungan satu hari kalau ramai bisanya sampai Rp700.000 sampai Rp800.000, sedangkan kalau biasa-biasa saja sehari kurang lebih Rp500.000,” ujar Sukoadi.

Ia juga turut menjelaskan prinsipnya dalam berjualan kepada tim KabarJombang ketika diwawancarai, sehingga membuatnya tetap bertahan berjualan es dawet dengan harga Rp5.000, sekalipun harga bahan baku naik.

“Meskipun bahan baku naik tapi saya tidak mau menaikan harga es dawet, alasannya karena saya tidak mau kehilangan pelanggan atau memberatkan pelanggan. Kalau menuruti rugi ya pasti rugi, tapi tujuan utama saya berjualan tidak hanya mengejar untung, melainkan saya ingin menyenangkan pembeli sembari berjualan. Ketika Saya senang pembeli juga harus senang, dalam artian tidak ingin memberangkatkan pembeli,” tegas Sukoadi pria berumur (69) yang ramah dan murah senyum kepada semua pembelinya.

Usahanya dari berjualan keliling sampai berjualan menetap dengan menjaga konsistensi rasa menjadikan es dawet milik Sukoadi diminati oleh warga Mojowarno, hingga luar Mojowarno.

Hermawan warga Desa Karanglo, Kecamatan Mojowarno mengungkapkan alasannya membeli atau berlangganan minuman es dawet Sukoadi karena rasanya yang otentik dan memberikan kenangan tersendiri semasa sekolahnya dulu.

“Es dawet ini menurut saya enak karena rasanya yang legit dan tidak menyebabkan batuk. Es dawet tersebut tergolong minuman jadul sejak saya sekolah SMP hingga saat ini saya masih sering beli minuman dawet disini. Penjualnya juga sangat ramah dengan para pelanggan,” tutupnya.

Berita Terkait