KABUH, KabarJombang.com – Puluhan seniman sandur manduro diwisuda di makam leluhur Desa Manduro, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang.
Pembina kesenian sandur manduro, Rifai mengatakan jika wisuda seniman tersebut sudah menjadi tradisi tahunan. Dengan harapan agar kesenian sandur manduro salah satu warisan budaya milik Kabupaten Jombang tetap lestari.
“Ini kegiatan setiap tahun khusus untuk sandur, secara kecil-kecilan tujuannya agar tradisi tidak punah, kedepan sandur makin diminati, dan cara ini salah satunya dapat melestarikan budaya,” tutur pria berusia 41 tahun ini, Sabtu (23/10/2021).
Wisuda sandur manduro ini dilakukan pada Jumat Legi di makam leluhur Desa setempat dikenal dengan nama Syekh Abdullah Maulana Ibrahim tepat disebuah tempat yakni gunung payungan.
“Salah satu makam leluhur, hanya saja secara detil saya kurang paham, dari dulu ya disini gelar acara wisuda ini. Bahkan ada satu kayu atau pohon yang tidak bisa dicabut. Mungkin dari sana tempat ini dianggap sakral bagi warga,” jelas Rifai.
Sebanyak 17 seniman sandur manduro diwisuda lengkap dengan rangkaian serta kostum sandur dengan beberapa alat musiknya mengiringi jalannya tradisi turun temurun ini.
“Dalam acara itu kita ada sajen dan topeng semua karakter,termasuk bunga 7 rupa yang disiramkan kepada seluruh pemain sandur, juga ada beberapa pertunjukkan kecil seperti tarian juga dilakukan,” kata dia.
Wisuda sandur manduro juga menjadi semarak saat dihadiri warga sekitar serta Pemerintah Desa yang turut mendukung kegiatan pelestarian kebudayaan sandur manduro.
Sebagai pembina sandur manduro di Desanya, Rifai berharap agar kesenian sandur manduro akan lebih banyak diminati banyak orang baik dari Desa Manduro maupun diluarnya.
“Salah satu kesenian kebanggaan Jombang, jadi saya berharap masih banyak yang minat, seperti beberapa kali ada yang mau latihan itu sesuatu yang baik untuk keberadaan sandur sebagai warisan budaya,” pungkasnya.