Topeng di Trotoar Jalan KH Wahid Hasyim Jombang, Pemerhati Budaya: Harusnya Diganti

Topeng wayang hiasan rotoar di jalan KH Wahid Hasyim, yang berada di depan kantor Pemerintah Kabupaten Jombang. (M Faiz).
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com Topeng yang menjadi hiasan di sepanjang trotoar jalan KH Wahid Hasyim Jombang, menjadi sorotan bagi pemerhati budaya di Kabupaten Jombang.

Pasalnya, perwujudan topeng yang dipasang cenderung mengalami perbedaan dari wujud yang biasanya. Menurut salah satu pemerhati budaya dan sejarah, Nasrul Illah mengatakan, alangkah baiknya wujud topeng tersebut diganti.

Baca Juga

“Seharusnya diganti, karena tidak sesuai dengan aslinya. Kabarnya mundut dari Wayang Topeng Jatiduwur, tapi tanpa kajian yang layak. Sehingga pilihan tokoh, proporsi, dan karakternya mbreset semua,”ujarnya kepada awak media, Senin (29/11/2021).

Memahami perwujudan dari topeng yang dipasang, kata pria yang akrab disapa Cak Nas itu mengatakan, jika hanya terdapat beberapa akar topeng yang ada di Jombang. Mulai dari wayang topeng Jatiduwur, topeng Sandur Manduro, topeng pada jidor sentulan, dan topeng jaranan (dor dan samboyo).

“Sebenarnya itu sudah upaya bagus. Cuma topengnya asal comot, lebih baik bagaimana kalau tanya pada penggagasnya. Sebaiknya ditanya yang punya konsep, jangan-jangan mereka punya dasar sendiri yang tidak saya ketahui,” jelasnya saat dikonfirmasi.

Hal senada dengan yang disampaikan Dian Sukarno, yang juga merupakan salah satu pemerhati sejarah dan budaya di Kabupaten Jombang. Dikutip KabarJombang.com dari salah satu akun media sosial Jombang, ia tampak menjelaskan pandangannya terkait wayang topeng di sepanjang jalan setempat.

“Mungkin maksudnya mengangkat wayang topeng Jatiduwur sebagai kekayaan budaya tak benda Kabupaten Jombang. Cuma tak seindah harapan. Saya bayangkan replika topeng berukuran jumbo seperti di Solo dengan tokoh utama Prabu Klonojoko, Raden Panji, dan Dewi Kemudaningrat,” tulis Dian beberapa waktu lalu di akun Facebooknya.

Terkait maksud dan tujuan dari pemasangan tersebut, Dian masih tampak bertanya-tanya dan masih bingung untuk menduga. Sehingga pihaknya dalam tulisan tersebut, hanya menceritakan sekilas membandingkan dengan daerah lainnya.

“Sedangkan yang dipasang ini adalah Topeng Cantrik dan Buto Terong. Maksudnya gimana? Buto Terong adalah bala kiwa (antagonis) diapit tokoh Cantrik (murid) dan Punakawan,” imbuhnya memungkasi.

Sementara PPK proyek drainase dan trotoar tersebut, Setiawan Afandi saat dikonfirmasi mengatakan sekilas maksud dan tujuan dari pemasangan topeng di sepanjang trotoar tersebut.

“Untuk mengangkat kesenian Topeng Sandur dari Jombang mas,”ujarnya singkat saat dikonfirmasi KabarJombang.com, melalui pesan WhatsApp.

 

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait