Sulit Dapat Izin Pentas, Puluhan Pekerja Seni Jaranan di Jombang Ngamen

Kesenian Tradisional. Jaranan, Wisata Jombang, Jaranan
Sejumlah pekerja seni dengan memakai seragam jaranan saat ngamen di kawasan jalan Kebon Rojo, Jombang, Minggu (3/10/2021). KabarJombang.com/Fa'iz
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Adanya peraturan dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang tak kunjung usai, membuat sejumlah pekerja seni ngeluh dan bingung untuk mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan keluarga.

Salah satunya seperti yang dialami sejumlah pekerja seni Jaranan di Jombang. Meskipun PPKM di Jombang sudah level 1, pementasan seni jaranan masih belum juga diperbolehkan. Sedangkan untuk elekton dan resepsi pernikahan sudah bisa diselenggarakan.

Baca Juga

Aturan tersebut, membuat sejumlah pekerja seni terus meratapi nasib tanpa job. Karena merasa sulit mendapat izin pementasan, puluhan pekerja seni di Jombang turun ngamen langsung di jalan.

“Situasi kesenian jaranan saat ini terus terang kami sulit untuk mendapatkan izin pementasan. Sedangkan PPKM di Jombang ini sudah level 1, dan di daerah lainnya juga terdapat sebagian yang sudah diperbolehkan. Oleh karena itu agar tetap bisa menghidupi keluarga, kami turun mencari nafkah di jalan dengan ngamen ini,” ujar Syai’in salah satu pekerja seni jaranan di Jombang, Minggu (3/10/2021).

Dengan memakai seragam seni jaranan, tampak tiap sudut traffic light di sekitar Taman Kebon Rojo Jombang dipenuhi oleh pekerja seni Jaranan. Aksi mereka pun mematik reaksi dari para pengguna jalan dan pengunjung taman di pusat Kota Santri itu.

“Selain ngamen di tiap lampu merah, kami juga menghibur sejumlah para pengunjung di Kebon Rojo ini. Ya menghibur sambil mencari nafkah, ada yang mau foto bisa memberikan uang seikhlasnya saja begitu. Alhamdulillah kesan dari pengunjung maupun pelintas jalan baik,” terangnya saat ditemui.

Selain mencari nafkah, aksi ngamen memakai seragam seni Jaranan di jalan itu juga sebagai bentuk protes terhadap pemerintah daerah. Diharapkan para pemangku kebijakan bisa melihat upaya mereka dan segera mengeluarkan perizinan untuk pentas.

“Kami di sini juga memberi pemahaman bahwa kami sebagai pekerja seni jaranan susah dalam mencari nafkah. Seringkali tanggapan dibubarkan, seringkali perizinan tak berujung apa-apa, 2 kali demo tidak ada hasilnya. Sedangkan bantuan bagi pekerja seni jaranan pun tidak ada, aturan pentas terus masih belum diperbolehkan,” tuturnya.

Sementara itu dengan aksi ngamen di jalan tersebut membuat pemerintah bisa memberikan kelonggaran terhadap pekerja seni di Jombang untuk pementasan. Seperti yang dikatakan pria yang berusia 38 itu meminta agar perizinan pentas seni Jaranan bisa diberikan.

“Kami berharap kepada Pemda Kabupaten Jombang dan wakil rakyat lainnya, perizinan pentas seni jaranan segera diperbolehkan. Meskipun harus mematuhi protokol kesehatan,” katanya memungkasi.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait