Aktivis Perempuan di Jombang Korban Penganiayaan Dilaporkan Balik dengan Tuduhan Pengrusakan

Ilustrasi
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Kasus dugaan penganiayaan terhadap aktivis perempuan pembela HAM di Kabupaten Jombang terus bergulir. Kini korban dilaporkan balik oleh kelompok organisasi keagamaan di Ploso, terkait pengrusakan mobil, dan pemberitaan berbau fitnah.

Salah seorang organisasi keagamaan di Ploso berinisial ZN, mengungkapkan jika dirinya dan rekan-rekannya tidak melakukan tindak kekerasan terhadap aktivis perempuan tersebut.

Baca Juga

ZN mengatakan maksud mendatangi aktivis perempuan, saat itu ia ingin mempertanyakan unggahan pelapor di salah satu grup Facebook.

“Permasalahan itu berawal dari postingan pelapor pada grup shidiqiyah, dirinya upload yang berisi fitnah terhadap ulama besar di Indonesia,” ungkapnya pada kabarjombang.com, Rabu (12/5/2021).

ZN mengaku sebagai murid dari sang kyai yang telah difitnah dalam unggahan pelapor, spontan mendatangi rumah ibunya untuk mengklarifikasi maksud unggahan tersebut.

“Saya datangi di rumah ibunya tidak ada. Dirinya ada dirumah tetangga, dia tahu saya, saya panggil tidak mau,” lanjutnya.

Lebih rinci, kata ZN atas unggahan yang memfitnah kepada gurunya itu yang melatarbelakangi dirinya untuk mendatangi pelapor untuk mengamankan handphone agar tidak digunakan memfitnah lagi.

“Dalam posisi itu tidak ada penganiayaan. Dia bilang dianiyayakan? Siapa yang memukul? Bahkan dirinya berteriak dianiyaya untuk menarik reaksi massa,” ujarnya

Saksi ini menambahkan jika dirinya beserta rekannya tidak melakukan aksi kekerasan apapun. Ketika akan pulang, pelapor sempat mengejar dan menghantam batu ke ZN beserta rekannya hingga mengenai mobilnya.

“Sebagai bentuk pembelaan murid terhadap gurunya, saya membuat laporan balik terkait pengrusakan mobil, dan pemberitaan berbau fitnah,” pungkasnya sambil didampingi kuasa hukumnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang aktivis perempuan pembela hak asasi manusia (HAM) di Kabupaten Jombang, mengalami aksi kekerasan. Ia dianiaya enam orang pria diduga dari salah satu organisasi keagamaan di Ploso.

Penganiayaan aktivis perempuan di Jombang ini terjadi pada, Minggu 9 Mei 2021. Saat itu korban sedang mengikuti kegiatan pengajian di rumah salah satu warga di Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang.

Ketua Women Crisis Centre (WCC) Jombang, Ana Abdilah mengatakan kemudian segerombolan orang berbondong-bondong masuk ke dalam rumah dan menghampiri korban.

Tanpa banyak bicara, gerombolan terduga pelaku merampas paksa handphone korban dan membenturkan kepala korban ke tembok serta mengancam ‘korban tidak akan selamat’.

“Setelah kejadian (penganiayaan) itu, korban didampingi temannya untuk melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Ploso dan telah menjalani visum. Malam harinya rumah korban didatangi kembali oleh kelompok salah satu organisasi keagamaan di Ploso. Keluarga merasa terintimidasi,” tutur Ana, melalui rilis yang diterima KabarJombang.com, Senin (10/5/2021).

Hingga kejadian ini dilaporkan, menurut Ana, belum diketahui persis apa motif penganiayaan yang ditujukan kepada korban dan intimidasi kepada keluarganya.

“Korban merupakan aktivis yang kencang dalam mengadvokasi kasus perkosaan yang ada di Ploso dan merupakan saksi dari perkara ini,” tandas dia.

Sebelumnya, kejadian tersebut telah dilaporkan ke pihak Polsek terdekat dan saat ini sedang ditangani oleh pihak Polres Jombang.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait