WONOSALAM, KabarJombang.com – Durian lokal Wonosalam Kabupaten Jombang yang memiliki rasa manis pahit menjadikannya sebagai buruan para pecinta buah durian dari berbagai wilayah meski harganya terbilang mahal apalagi sebelum waktu panen raya.
Memasuki musim panen sudah banyak orang berburu durian khas Wonosalam ini, para penjual pun bermunculan di sepanjang jalan raya menuju wilayah lereng gunung Anjasmoro tersebut.
Kini di masa pandemi corona para pedagang durian Wonosala mengeluhkan sepinya pembeli dibandingkan musim panen sebelumnya.
“Mungkin karena corona, dan adanya pembatasan di kota-kota lain seperti Surabaya. Mungkin membuat pengunjung was-was kalau mau keluar-keluar. Sehingga saat ini dilapak saya alami penurunan pembeli, kalau ramai hanya Minggu saja, selain itu,” kata salah seorang penjual Soni saat ditemui KabarJombang.com di pasar buah Wonosalam, Minggu (17/1/2021).
Selain mengalami penurunan pembeli menurutnya produktivitas pada musim panen tahun ini juga turun.
“Ini semua duriannya jenis lokal saja, daerah Wonosalam ini bisa dikatakan gagal panen saat tahun ini. Soalnya musim kemaraunya cuma sebentar, jadi bunganya nggak jadi sehingga produktivitas berkurang,” ungkap dia.
Berbeda dengan Gina mengatakan, penjualannya kali ini tidak mengalami kenaikan atau penurunan alias tetap. Karena ia sudah memiliki pelanggan tetap.
“Tahun ini kalau saya sih sama, karena saya punya pelanggan tetap jadi sama kayak tahun kemarin. Dalam satu satu hari tidak mesti yang terjual berapa, karena saya punya pelanggan paling sedikit sehari terjual 50 buah durian, kalau ramai bisa mencapai 300 buah,” jelasnya.
Durian lokal Wonosalam dengan cita rasa manis ini dibandrol dengan harga bervariasi mulai dari Rp 35 ribu hingga Rp 150 ribu.
Selain buah durian, di pasar ini juga ditawarkan buah alpukat, pisang dan salak. Untuk sayuran ada pete dan jengkol.
