KABARJOMBANG.COM – Ada yang tak biasa di sebuah kedai atau warung yang berada di pinggir Jalan Raya Surabaya – Jombang, tepatnya di Desa Gambiran, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur ini. Tampak sekilas, Kedai bernama “Bismillah” ini, menyediakan menu makanan dan minuman laiknya warung pada umumnya.
Uniknya, untuk menyantap menu makanan dan minuman di kedai yang berada di barat SDN Gambiran, Mojoagung ini, pengunjung tak perlu membayar serupiah pun alias gratis. Hanya saja, Kedai Bismillah ini khusus buka setiap hari Jumat, sejak pukul 11.00 WIB hingga menu yang disajikan, habis.
Seperti pantauan di lokasi, pada Jumat (18/1/2019) siang, kedai ini tidak sepi pengunjung. Secara bergantian, mereka keluar masuk di kedai dengan luas sekitar 5×4 meter ini. Saat di dalam kedai sudah tidak muat, ada tempat lain yang disiapkan di halaman sebuah musholla. Tentunya, nyaman untuk menyantap makanan.
Di dalam kedai, sedikitnya ada 4 ibu-ibu yang sibuk menyiapkan menu makanan sesuai permintaan pengunjung. Ada juga ibu-ibu yang sibuk sebagai pramusaji. Tak hanya itu, ada bapak-bapak yang ikut membantu, mulai dari angkat-angkat hingga menyodorkan minuman yang sudah disiapkan Ibu-ibu. Agak siangan sedikit, sebelum sholat Jumat, kedai ini disesaki pengunjung yang rata-rata berseragam pramuka. Ya, mereka adalah siswa-siswi sekolah dasar.
“Benar, semua menu makanan dan minuman di kedai ini gratis bagi siapa saja yang ingin menikmati. Musafir atau warga sekitar atau warga manapun yang menginginkannya. Tak mengenal usia, suku, ras, agama. Semuanya boleh menikmatinya dan gratis. Ini tadi juga ramai dengan anak-anak SD,” kata seorang pria berusia 37 tahun, pemrakarsa berdirinya kedai yang meminta namanya ditulis “Hamba Allah”, warga Dusun Gambiran Selatan, Desa Gambiran, Kecamatan Mojoagung, Jombang.
Gratis, bukan berarti menunya ala kadarnya. Pemilik kedai mengutamakan menu makanan yang bergizi, dan tentunya, lezat dan nikmat. Saban hari Jumat, pengunjung bebas memilih sedikitnya 3 menu yang disajikan tiap Jumat secara bergantian.
“Untuk menu, intinya bersyuur dengan menu seadanya. Ya, menunya berganti-ganti setiap Jumat-nya. Sedikitnya ada tiga menu. Hari ini ada pecel, lodeh, sop. Pengunjung bebas memilih menu makanan. Jumat kemarin ada menu rawon, pecel, bali. Untuk minuman, juga bermacam-macam,” katanya, Jumat (18/1/2019).
Dia menjelaskan, berdirinya kedai yang berada di lingkungan Musholla Wakaf Al-Fajar ini, berawal dari niat sebagai ajang silaturrahmi. Niat berbagi kepada sesama manusia di hari Jumat dan “ngalap” berkah atau tabarruk dari Allah SWT. Sebenarnya, kata dia, niatan itu tidak tersusun secara matang. Dia beserta istrinya, hanya ingin membuka kedai makanan dan minuman, namun gratis.
Kemudian, niatan itu juga disampaikan kepada orang tuanya, serta ke Abdul Somad, takmir musholla tersebut untuk lokasi kedai. Dengan modal sendiri dibantu kerabat, serta dukungan orang tuanya, kedai yang diinginkannya ini terwujud. Bahkan, pada awal buka, pihaknya mampu menyajikan 8 kilogram nasi beserta lauk pauk dan minumannya.
“Niatan itu, kita sampaikan pada orang tua. Alhamdulillah, malah didukung. Dari modal seadanya, akhirnya warung ini berdiri. Ini sudah berjalan 5 kali Jumat. Saat ini, kita menyediakan makanan sebanyak 12 kilogram,” tuturnya.
Untuk menyiapkan menu makanan hingga siap disantap, lanjutnya, ada 15 relawan yang terlibat. Semuanya terdiri dari ibu-ibu. Dari 15 relawan yang rata-rata masih kerabatnya tersebut, 2 diataranya khusus standby di dapur. Selebihnya, berperan sebagai penyaji secara bergantian.
“Ada juga orang lain yang jadi relawan. Tetangga-tetangga dari saudara saya. Kalau yang laki-laki, bagian angkat-angkat dan menyediakan piranti kedai,” ujarnya.
Disinggung berdirinya kedai ini di tahun politik, dirinya menampik jika kedai gratis miliknya ini dikait-kaitkan dengan ihwal politik. Menurutnya, ini dilakukan murni niatan kemanusiaan. Dirinya berharap, kedai gratis miliknya itu akan berlangsung langgeng. Soal siapa yang berkeinginan menyumbang, kata dia, itu menjadi urusan Sang Maha Kuasa.
“Sekali lagi, ini murni niatan kami sebagai ajang silaturrahmi. Tiada ada niatan lain. Nah, pengalaman tiap hari Jumat, ya ada saja yang menyumbang. Ini tadi ada sumbangan berupa minuman sari kedelai. Entah dari siapa, mungkin ibu-ibu yang tahu,” ungkapnya. (nas/kj)