KABARJOMBANG.COM – Junita Erma Zakiyah SE, Caleg DPRD Jombang dari Dapil Kecamatan Diwek, Jogoroto, Sumobito, Nomor Nrut 1 dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), mengatakan siap berkomitmen untuk mendorong serta mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jombang, khususnya di daerah pemilihan (Dapil)-nya.
Ini diungkapkan Bu Ita, sapaan akrab Junita Erma Zakiyah, saat mengunjungi produsen kripik sermiyer yang berada di Jalan Raya jurusan Jombang – Pare, tepatnya di Desa Kayangan, Kecamatan Diwek, Jombang, Rabu (3/4/2019).
Menurutnya, memperjuangkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Santri, menjadi sebuah keniscayaan. Selain agar usahanya terus berkembang, juga akan menumbuhkan pelaku UMKM baru. Pasalnya, sudah menjadi bukti jika UMKM menjadi salah satu penopang ekonomi masyarakat, dan berdampak positif pada penurunan angka pengangguran atau kemiskinan.
“Itulah salah satu motivasi dan komitmen saya, jika masyarakat memberi kepercayaan kepada saya pada Pemilu 17 April 2019 nanti, dan ditakdirkan Allah SWT menjadi Anggota DPRD Jombang. Sebab, semakin banyak pelaku UMKM di Jombang, tentu akan berimbas pada menurunnya angka kemiskinan dan pengangguran di Jombang,” ungkap Bu Ita.
Bu Ita mencontohkan, produksi kripik sermiyer milik Lilik Yatiningsih yang akrab disapa Bu Lilik ini, masih bertahan di tengah gempuran jajanan kekinian. Bahkan, menurutnya, usaha yang ditekuni Bu Lilik, sudah merambah pangsa pasar di luar Jombang.
“Tak dipungkiri, jika awalnya jajanan tradisional ini dipandang sebelah mata. Namun, berkat ketekunan Bu Lilik dan sentuhan ciri khas, membuat kripik sermiyer ini cukup banyak diminati. Inilah salah satu bukti, jika UMKM ini mampu memberdayakan ekonomi keluarga juga warga sekitar, bahkan pemasok bahan dasarnya,” kata Bu Ita, di sela-sela ikut menata adonan bulat tipis untuk dikeringkan.
Caleg PPP Dapil 2 nomor urut 1 ini mengatakan, kunjungannya ke pelaku UMKM merupakan salah satu upaya untuk menerima masukan-masukan, serta mengetahui secara langsung kondisi masyarakat. Ke depan, lanjut Bu Ita, program-progam yang menjadi aspiratifnya nanti, akan tepat sasaran.
Sementara Bu Lilik, produsen kripik sermiyer yang sudah memiliki label UD Al-Barokah ini mengatakan, jika usaha penganan ringan berbahan dasar singkong ini ditekuninya sedari 15 tahun lalu.
Sepanjang itu, Bu Lilik hanya memproduksi krupuk sermiyer mentah atau berbentuk kripik-nya saja. Alasannya, kripik sermiyer bisa bertahan lama. Selain itu, pangsa pasar yang dibidiknya adalah berupa oleh-oleh. Kripik sermiyer mentah siap digoreng itu, dipasarkan ke konsumen dengan kemasan plastik dengan berat 500 gram.
“Kita hanya menyediakan krupuk sermiyer berbentuk kripik mentah saja. Konsumen tinggal menggorengnya. Sebab, kalau dikonsumsi sesaat setelah digoreng, akan sangat nikmat. Pilihan ini, selain bisa tahan lama, juga bisa untuk oleh-oleh,” kata Bu Lilik di lokasi usahanya.
Diakui Bu lilik, jika awalnya usaha tersebut dipandang sebelah mata. Sebab, krupuk sermiyer merupakan jajanan tradisional, yang menurut pandangan orang, paling-paling dikonsumsi oleh masyarakat menengah ke bawah. Namun, ini tak membuatnya patah arang. Hingga beberapa tahun kemudian, kripik sermiyer hasil olahannya ini, memiliki pasar tersendiri hingga di luar Kabupaten Jombang.
“Apalagi saat ini, pemasaran kripik sermiyer terbantu oleh canggihnya teknologi internet. Saya dibantu oleh anak-anak dalam pemasarannya,” ulasnya.
Soal kendala yang dihadapi, Bu Lilik mengaku, hanya pada musim penghujan. Pasalnya, pengeringan kripik sermiyer yang dilakukan, masih terbilang tradisional dan hanya mengandalkan terik matahari.
“Selain di musim penghujan, tidak ada kendala berarti. Soal bahan dasarnya yakni singkong, mudah didapat serta harganya terjangkau. Kita menerima singkong yang sudah kupasan. Sebab untuk memperlancar produksi,” pungkasnya. (ila/kj)