WONOSALAM, KabarJombang.com – Apakah anda sudah pernah menikmati sensasi minum teh basil khas Wonosalam? Ramuan baru yang banyak khasiatnya ini wajib anda coba.
Di Angkringan Tanah Senja, Desa/Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang ini anda bisa menikmati sajian teh yang tidak pada umumnya, alias dari daun basil.
Menurut pemilik kafe, Afrianto Rahmawan mengatakan daun teh yang tengah populer di lereng Gunung Anjasmoro ini diperkirakan berasal dari Etiopia.
“Kemungkinan tumbuhan ini dibawa oleh Belanda, atau dibawa oleh peneliti Wallace yang pernah singgah di Wonosalam,” ungkapnya.
Di Kecamatan Wonosalam, terdapat satu dusun yang melestarikan tumbuhan basil ini. Yakni Dusun Mendiro, selain warga menanam tumbuhan itu dirumah masing-masing juga untuk dikonsumsi sehari-hari.
Cukup mudah untuk membuat sajian teh basil ini, daun tidak perlu dikeringkan atau dijemur. Ketika daun dipetik, daun dicuci hingga bersih kemudian direbus hingga mendidih.
Setelah itu, teh basil bisa langsung dinikmati. Minuman yang satu itu cocok disajikan kondisi hangat, terlebih jika dinikmati bersama-sama sensasinya tambah nikmat.
“Satu teko teh basil di angkringan tanah senja dibandrol Rp 25 ribu, bisa di konsumsi untuk lima orang. Selain itu khasiat dari teh ini bisa membunuh bakteri, pereda nyeri, anti kanker, dan menambah imunitas tubuh,” ujar Afri sapaan akrabnya.
Salah satu pengunjung, Nizar warga asal Cukir mengatakan selain sensasi tempat yang ditawarkan asri, nyaman, dan sejuk. Menu unik sajian teh basil dipercaya memiliki banyak manfaat bagi tubuh.
“Tempatnya disini bikin nyaman, suara gemericik sungai dapat melepas penat setelah berkecimpung pekerjaan,” jelasnya.
Pria berusia 25 tahun ini, sengaja mampir ke kedai juga untuk menikmati teh basil. Menurutnya cita rasa hangat sangat terasa di tenggorokan. Terlebih daun basil ini sendiri juga memiliki aroma cengkeh dengan rasa seperti daun mint.
“Ini kali pertamanya saya mencoba teh ini, saya searching ternyata banyak manfaatnya bagi tubuh salah satunya untuk menjaga imunitas tubuh,” pungkasnya.