Kunci Bercocok Tanam di Lahan Sempit Menurtu Pakar Pertanian

Dr Anton Muhibuddin, Rektor Unwaha, dalam sebuah acara. (Foto: Istimewa).
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.co – Pangan menjadi kebutuhan vital penduduk dunia selain air dan energi saat Covid 19. Namun lahan yang mumpuni menjadi kendala utama bercocok tanam. Terutama daerah perkotaan.

Menurut Rektor Universitas KH A Wahab Hasbullah (Unwaha) Anton Muhibuddin kunci ketahanan pangan diantaranya adalah keberlanjutan ketersediaan sumber pangan, kemudahan produksi, dan kemudahan akses masyarakat memperolehnya.

Baca Juga

Anton merupakan peneliti, pengamat, dan praktisi pertanian. Ia saat ini juga menjadi Dosen di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dan beberapa perguruan tinggi lain. Anton aktif melakukan penelitian masalah pertanian bersama ilmuan Jepang dan Thailand

“Indonesia memiliki potensi maksimal untuk menjadi sumber ketahanan pangan dunia, karena Indonesia memiliki sumber plasma nutfah untuk pangan dan memiliki sumber untuk produksi pangan,” katanya, Selasa (9/6/2020)

Lebih lanjut, Anton menjelaskan, Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi, termasuk keanekaragaman plasma nutfah pada taraf di dalam spesies.

Plasma nutfah juga dikenal dengan sumberdaya genetik yang merupakan bahan dari tumbuhan, hewan, dan/atau jasad renik, yang mempunyai fungsi dan kemampuan mewariskan sifat.

Bisa dimanfaatkan secara nyata antara lain pada padi, pisang, kecipir, melati, lada, ayam, dan masih banyak lagi yang belum dimanfaatkan.

Sehingga langkah yang sangat penting adalah revitalisasi sumber-sumber plasma nutfah pangan dan produksi.

“Masyarakat bisa membuat kebun di pekarangan rumah yang ditanami sumber plasma nutfah pangan endogenus atau asli Indonesia, ini sangat penting,” tambah Anton.

Ia menawarkan cara bercocok tanam bisa variatif, misalnya untuk wilayah perkotaan dengan luas area tanam terbatas, bisa memanfaatkan pola tanam vertikulture.

Sementara itu, media tanam bisa memanfaatkan kompos temuannya. Ini cara bercocok tanam untuk lahan sempit.

“Salah satu kompos temuan saya AMB P07, efektif menproduksi makanan sehat termasuk tembakau minim nikotin dan beras anti diabetes,” tambahnya.

Alumni Universitas Brawijaya inj menjelaskan keunikan kompos AMB PO7 adalah hemat lahan, karena bisa menggunakan tanah yang sedikit. Bahkan bisa juga menggunakan pasir pantai yang memiliki struktur tanah lepas, KTK rendah, dan kesuburan rendah.

Pengolahan pasir pantai sebagai media tanam perlu dilakukan dengan bantuan bahan organik yaitu pupuk AMB-P07 dan mikoriza arbuskula agar tanah tersebut memenuhi syarat tumbuh komoditas dan meningkatkan hasil panen tanaman holtikultura.

“Salah satunya yaitu terong ungu yang sangat diminati masyarakat. Ini bisa jadi alternatif bercocok tanam saat Covid-19. Terutama daerah kota yang sempit lahan,” tandas Anton.

 

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait