WONOSALAM, KabarJombang.com – Menikmati seruputan kopi sambil main air di bawah lereng Gunung Anjasmoro di Wonosalam, Jombang.
Masyarakat Jombang, maupun luar daerah yang bingung ingin liburan kemana saat libur Hari Raya Idul Fitri, mungkin tempat satu ini bisa jadi salah satu referensi yang masuk dalam list liburan.
Wisata Sumber Biru namanya. Berada di Dusun Wonotirto, Desa Wonomerto, Kecamatan Wonosalam, Kecamatan Jombang. Merupakan satu dari sekian banyaknya wisata Jombang yang berada di Wonosalam.
Berbeda dengan wisata lainnya, Sumber Biru menawarkan sensasi lain, makan bahkan ngopi di atas aliran sungai. Sudah pernah? Mungkin perlu untuk dicoba. Jangan khawatir soal jarak tempuh, jika berangkat dari pusat Kota Jombang ke lokasi, jarak tempuhnya hanya sekitar satu jam saja.
Letak wisata Sumber Biru berada di Lereng Pegunungan Anjasmoro. Hal itulah yang menjadi daya tarik lainnya dari wisata alam ini. Selain sejuk, pengunjung juga disuguhkan berbagai bunga warna warni yang mencuci mata pengunjung setiap saat.
Karena lokasinya yang berada di lereng pegunungan Anjasmoro, satu daya tarik yang tidak bisa dilewatkan yaitu pengunjung dapat bersantai, menikmati hidangan makanan khas tradisional di atas aliran sungai yang bersumber langsung dari mata air Gunung Anjasmoro.
Jika tempat makan lain menawarkan sensasi klasik modern, beda dengan Sumber Biru, sederhana. Hanya ada tempat duduk bercampur dengan meja, cukup untuk 10 orang untuk satu kursinya dan di bawah, kaki akan dimanjakan dengan terjangan air dari leureng gunung yang sejuk.
Tempat ini cocok untuk liburan bersama keluarga, pasangan dan teman-teman. Meskipun berada di atas aliran sungai, pengunjung tidak perlu khawatir akan terjadi sesuatu yang membahayakan. Pasalnya, meja dan kursi yang tersedia, terbuat dari kayu yang sudah di desain khusus untuk tidak mudah hanyut.
Aliran air sungai dari lereng gunung juga tidak terlalu deras. Air mengaliri sungai yang memiliki lebar rata-rata empat meter ini. Pengunjung juga tidak perlu takut untuk membawa anak-anak. Karena tempat wisata ini aman untuk anak.
Soal rute, jika ingin melewati rute tercepat guna berkunjung ke sana, bisa lebih cepat dengan melewati Wilayah Kecamatan Bareng. Untuk memulai perjalanan, titik awal bisa dimulai dari Kantor Kecamatan Bareng di Jalan Dr Sutomo nomor 138, Bareng.
Namun, jika ada pengunjung yang berangkat dari pusat Kabupaten Jombang, yaitu Kecamatan Jombang, dapat memulai perjalanan ke titik awal menuju Wana Wisata Sumber Biru dari Alun-alun Jombang.
Alun-alun Jombang sendiri berada d Jalan Diponegoro nomor 1-3. Jika dari alun-alun menuju Kecamatan Bareng, jarak yang akan ditempuh pengunjung menuju Kantor Kecamatan Bareng adalah 20,1 kilometer melalui Jalan Raya Mojowarno atau sekitar 35 menit dengan menggunakan mobil.
Soal tarif, jangan khawatir jika berkunjung ke tempat wisata di Jombang, semuanya serba nyaman di dompet. Wisata ini buka setiap hari mulai pukul 08.00-18.00 WIB. Harga tiket masuk adalah Rp 5.000 per orang. Biaya parkir roda dua adalah Rp 3.000 dan roda empat Rp 5.000.
Selama berada di Wisata Sumber Biru, pengunjung disediakan berbagai pilihan makanan dan minuman dengan kisaran harga Rp 5.000-Rp 15.000 dengan beberapa sajian khas orang Jawa pada umumnya yaitu nasi tiwul, nasi jagung, ikan asin, ikan klotok, cenil, kolak durian, singkong goreng dan rebus, serta kopi Wonosalam.
Di wisata ini juga terdapat puluhan warung yang pemiliknya merupakan warga sekitar. Di Wisata Sumber Biru terdapat 22 warung milik masyarakat.
Lantas, bagaimana bisa tempat ini dijadikan sebuah objek wisata yang menguntungkan? Salah satu pegiat Wisata Banyu Biru, Wases Waluyo (38) menceritakan bagaimana awalnya tempat wisata ini berdiri.
“Awalnya itu bermula dari sebuah kegiatan sosial yaitu bersih-bersih sungai sama membuat lomba mancing di sungai. Karena peminatnya banyak, akhirnya masyarakat antusias,” ucapnya, Jumat (11/8/2023).
Ia melanjutkan, tepikirnya untuk membuat kegiatan sosial, karena ia bersama beberapa temannya, begitu prihatin dan resah kepada generasi muda saat ini yang terus bermain gadget sampai lupa waktu dan lupa bersosial.
“Resah juga melihat anak muda sekarang ini aktivitasnya bermain gadget. Itu sangat beda sekali dengan zaman kita-kita ini dulu, mainnya yah masih di kebun sama sungai,” katanya.
Karena kegiatan yang ia rancang bersama beberapa temannya itu mendapat sambutan baik dari masyarakat. Kemudian terlintas di benak mereka untuk membuat kegiatan yang lebih besar dan berkelanjutan. Tujuannya, untuk menjaga dan memanfaatkan sungai sebagai media bersosial.
“Inisiatif itu muncul, untuk merawat dan menjaga. Sama kalau bisa jadi tempat wisata. Akhirnya sepakat dan waktu itu memang ingin membuat wisata yang berbeda dengan wisata lainnya,” ucapnya.
Hingga pada akhirnya tercetuslah wisata ini, dimana para pengunjung dapat menikmati alam di sekitar aliran sungai yang rindang dan sejuk, sembari bisa menikmati makanan yang dijajakan para pedagang.
Adanya wisata ini masyarakat di sekitar wisata juga bisa meningkatkan perekonomiannya lewat berjualan dan sebaginya.
“Tercetuslah ide itu dan berjalan. Pengunjung bisa menikmati makanan sambil main air. Tapi yah itu, wisata ini masih banyak kekurangan dan masih terus berbenah juga, semoga lebih baik lagi kedepannya,” pungkasnya.