JOMBANG, KabarJombang.com – Kue lumpur, penganan basah tradisional ini masih sangat akrab di telinga. Namun, bagaimana kalau kue lumpur disajikan lebih lembek atau lumer?. Kalau ingin mencicipi dengan tekstur seperti ini, Anda bisa singgah ke sebuah toko kue di Jalan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Desa Candimulyo, Kecamatan/ Kabupaten Jombang.
Usut punya usut, gerai jajanan yang khusus menyajikan kue lumpur ini merupakan Cabang Sidoarjo, Dibuka di Jombang, sekitar lima bulan lalu atau awal pandemi Coronavirus Disease mewabah di Kota Santri.
Kepala toko, Soki mengatakan, kue lumpur yang menjadi menu jajanan andalannya ini memiliki tekstur berbeda dengan kue lumpur kebanyakan. Ia mengatakan, resepnya dari Pak Bakir, pendahulu pemilik usaha kue lumpur Sidoarjo.
“Banyak yang bilang kalau kue lumpur ini kurang matang. Tapi memang seperti itu. Ini merupakan resep asli sejak dulu. Kue lumpur ini lebih dominan telurnya ketimbang kentangnya, seperti umumnya,” kata Soki di gerai yang dikelolanya, Minggu (23/8/2020).
Memasaknya pun agak berbeda. Hanya loyangnya saja berbentuk sama. Adonan kue lumpur tersebut dimasukkan ke lubang loyang, yang bersuhu panas di atas pembakaran arang. Sehingga memberikan aroma dan rasa khas.
Pembeda lainnya, yakni pada topping atau rasa. Biasanya, topping kue lumpur hanya diletakkan di atas kue. “Kalau kue lumpur ini, topingnya dicampurkan ke adonan kue lumpurnya. Tak sekedar di atas kue seperti umumnya,” beber Soki kepada KabarJombang.com.
Kue lumpur ini menyediakan varian rasa atau topping di antaranya coklat, keju, kismis, dan kelapa muda, yang dibandrol seharga Rp 3 ribu per biji. Sedangkan original seharga Rp 2 ribu. Soki juga mengaku, menyediakan rasa sesuai pesanan.
“Paling banyak yang datang ke sini, hari Sabtu dan Minggu. Untuk penikmat kue lumpur di Jombang, cukup banyak. Ada juga pembeli dari luar kota, seperti dari Telungagung, Nganjuk, Yogyakarta, dan Jakarta,” terangnya.
Soal ketahanan kue, Soki mengatakan kue lumpur resep asal Sidoarjo ini, mampu bertahan sampai lima hari. Syaratnya, lanjut dia, dimasukkan di dalam kulkas. “Kalau diletakkan di luar saja, ya hanya bertahan satu hari saja,” ucapnya.
Soki juga mengatakan, omzet penjualan kue lumpur masih kisaran Rp 1 juta. Ia menduga karena masih dalam masa pandemi Covid-19. “Tapi, hal itu nggak jadi masalah. Karena kami yakin jajanan ini banyak diminati warga Jombang. Juga karena ada kekhasannya,” pungkasnya.