Duka Petani Wonosalam Tak Dilibatkan di Pesta Kenduri Durian

Pesta durian di Wonosalam, Jombang. (istimewa).
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Pesta Kenduri durian Wonosalam yang bakal digelar 5 Maret mendatang ternyata tak hanya menelan anggaran yang cukup fantastis, yakni Rp301 juta. Namun, dibalik pesta rakyat itu ternyata menyisakan duka tersendiri bagi para petani durian “asli” Wonosalam.

Duka petani durian asli Wonosalam ini salah satunya diungkapkan oleh Parlin, warga Desa Wonosalam, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang. Pria yang juga berprofesi sebagai petani durian ini mengaku kini “dibuang” dan tak dilibatkan lagi untuk memasok durian asli Wonosalam dalam acara Pesta Kenduri Durian tersebut.

Baca Juga

“Kami para petani perintis event kenduri durian Wonosalam memang sudah tidak lagi dilibatkan dalam acara tersebut,” ujarnya saat dikonfirmasi Kabarjombang.com.

Padahal, tidak hanya sebagai petani durian asli Wonosalam, dirinya juga merupakan perintis dan penggagas acara kenduri durian yang sudah menasional itu. Meski demikian ia mengaku tetap memberikan dukungan pada acara tersebut.

“Biarpun tidak di libatkan saya tetap mendukung, asal duriannya diambil dari Wonosalam asli,” katanya.

Ia menjelaskan, acara yang menelan anggaran cukup fantastis itu dikhawatirkan tidak murni mengambil durian asli Wonosalam yang memiliki cita rasa yang khas. Namun, dalam acara itu juga disusupi dengan durian daerah lain. Jika itu terjadi, maka tentu dapat merusak citra durian Wonosalam yang selama ini sudah banyak penggemarnya.

“Kami sudah usulkan bersama sama teman-teman untuk mengembalikan citra durian Wonosalam, yakni (acara pesta kenduri) harus menggunakan durian Wonosalam asli,” tegasnya.

Untuk itu, dirinya pun berharap agar panitia acara Pesta Kenduri Durian besok benar-benar menggunakan durian asli Wonosalam dan tidak mencampurnya dengan pasokan durian dari luar. Sebab, bila hal itu terjadi, akan dapat merusak cita rasa khas durian asli Wonosalam sekaligus merusak harga petani durian setempat. Efek jangka panjang ini lah yang saat ini dikhawatirkan oleh para petani setempat.

“Harapan kami ke panitia jangan sampai ada durian luar yang masuk ke Wonosalam karena saat ini durian Wonosalam masih banyak,” tegasnya.

Hal senada disampaikan oleh petani durian lainnya. Petani berinisial SW menjelaskan, Pesta Kenduri Durian Wonosalam awalnya diadakan pada tahun 2012. Event itu diakui awalnya diselenggarakan para petani Wonosalam. Namun, seiring dengan waktu, kegiatan tersebut bertambah besar dan mulai “diambil alih” Pemkab Jombang dengan dibiayai APBD. Dari situlah mulai muncul para petani perintis kegiatan kenduri durian Wonosalam tidak dilibatkan.

“Untuk panitianya saat ini orang-orang
dinas terkait yang dilibatkan. Para petani malah tidak diajak. Tahun kemarin durian yang digunakan tidak semuanya durian asli Wonosalam melainkan diambil dari luar Wonosalam,” ujarnya kecewa.

Sebelumnya diberitakan, Pesta Kenduri Durian Wonosalam bakal digelar Pemkab Jombang pada 5 Maret 2023 mendatang. Acara event tahunan itu diperkirakan menelan anggaran hingga sekitar Rp301 juta. Anggaran untuk pesta pora durian itu disedotkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Jombang.

Sayangnya, pesta durian yang awalnya dirintis oleh para petani durian asli Wonosalam itu, justru kini hanya sedikit melibatkan para petani setempat. Bahkan, durian yang disuplai untuk acara itu pun, diduga disusupi durian dari daerah luar Wonosalam.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait