MOJOAGUNG, KabarJombang.com – Semakin majunya perkembangan musik modern tidak menyurutkan keinginan pemuda di Desa Kebondalem, Mojoagung, Kabupaten Jombang untuk terus mempelajari dan melestarikan musik tradisional gamelan.
Tergabung dalam kelompok Mojoagung Gamelan Heritage, anak-anak muda dari Mojoagung, Sumobito dan Tembelang rutin melakukan latihan gamelan bersama.
Penanggung jawab kelompok Mojoagung Gamelan Heritage, Naufal (21) mengatakan anggotanya yang berjumlah 30 orang itu rutin melalakukan latihan yang terbagi menjadi dua sesi, sesi untuk anggota SD dan SMP dimana dilakukan setiap hari Senin. Sedangkan sesi lainnya untuk anggota SMP dan SMA yang dilakukan setiap hari Sabtu.
Latihan biasa dilakukan di laboratorium gamelan di Sumobito. Latihan yang dilakukan untuk anggota SD dan SMP dilakukan sebagai perkenalan dan pembelajaran dasar mengenai musik tradisional gamelan. Sedangkan latihan bagi anggota SMP dan SMA dilakukan tidak hanya untuk mendalami musik tradisional gamelan namun juga sebagai pembelajaran agar adanya pengembangan musik gamelan untuk lebih menarik.
“Anggotanya berjumlah sekitar 30, kalau untuk latihan kita dibagi dua. Untuk anak SD dan SMP itu setiap hari senin. Kalau untuk SMP dan SMA itu setiap hari sabtu di Sumobito. Untuk anak SD dan SMP kita belajar dasar musik tradisional gamelan, tapi kalau yang SMP dan SMA itu tidak hanya latihan musik tradisional namun juta harus ada bisa mengembangkan musik tradisional namun jadi menarik,” tutur Naufal pada Kabarjombang.com, Selasa (07/09/2021)
Kelompok Mojoagung Gamelan Heritage ini berdiri sejak tahun 2018 dengan mama Gamelan Baper, kemudian pada tahun 2020 diganti menjadi Mojoagung Gamelan Herritage. Sejak dulu di Desa Kebondalem, Mojoagung ini banyak pemain gamelan sehingga pemuda di sana berkeinginan untuk terus ada regenarasi sehingga terbentuklah Mojoagung Gamelan Herritage ini.
Para pemuda di Mojoagung Gamelan Heritage memiliki motivasi yang kuat agar tradisi di daerahnya yang merupakan aset besar itu terus digali agar bisa terus dinikmati dan maju. Untuk bisa diterima di era musik modern, Mojoagung Gamelan Heritage juga terus melakukan pengembangan musik tradisional gamelan tapa keluar dari pakem yang ada.
“Motivasi kita ya karena seni tradisi di daerah kita itu aset yang luar biasa kalau tidak digali nanti akan menghilang. Dan agar terus bisa maju kita juga terus melakukan rekonstruksi musik tradisional agar semakin menarik tanpa keluar pakem ya,” kata Naufal.
Meski berpusat di Mojoagung, Kelompok Mojoagung Gamelan Heritage ini tetap terbuka luas bagi pemuda di daerah manapun yang ingin belajar dan melestarikan musik tradisional gamelan. Saat ini anggotanya masih berasal dari Mojoagung, Sumobito dan Tembelang.
“Kami terbuka luas ya bagi siapapun yang ingin belajar dan melestarikan musik tradisional gamelan. Tapi untuk saat ini anggotanya masih dari Mojoagung, Sumobito dan Tembelang. Yang ingin bergabung tidak harus memang memiliki skill bermusik asalkan ada niat dan keinginan untuk menghidupi kesenian,” tuturnya memungkasi.
Saat ini Mojoagung Gamelan Heritage telah memiliki dua laboratorium gamelan di Desa Kemodo, Mojoagung dan Sumobito. Meski alat yang mereka miliki masih tergolong belum lengkap dan seadanya, namun semangat untuk melestarikan musik tradisonal ini tidak pernah padam.