Kilas Balik Tradisi di Jombang Pada Bulan Agustus 2021 

Perlombaan Agustusan di Kabupaten Jombang. KabarJombang.com/Daniel Eko/
Perlombaan Agustusan di Kabupaten Jombang. KabarJombang.com/Daniel Eko/
  • Whatsapp
JOMBANG, KabarJombang.com – Tak terasa kita sudah menginjak di penghujung bulan Agustus, namun ingat kah anda dua tradisi di Jombang, Jawa Timur yang masih lestari pada Agustus tahun ini.

Pada bulan Agustus 2021 terdapat dua tradisi besar yang terlaksana, masing-masing memiliki makna, tujuan, ritual dan perbedaan tersendiri. Berikut adalah tradisi yang turun-temurun di Kabupaten Jombang.

1. Suroan

Baca Juga

Istilah suro telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia khususnya Jawa, berasal dari ‘asyura (bahasa Arab) yang berarti kesepuluh (maksudnya tanggal 10 bulan suro). Istilah itu kemudian dijadikan sebagai bulan permulaan hitungan dalam takwim jawa.

Sementara itu dalam Islam, istilah suro sebagaimana yang telah dipahami oleh mayoritas masyarakat Islam, adalah bulan Muharam. Muharam adalah bulan yang telah lama dikenal sejak pra Islam. Kemudian di zaman Nabi hingga Umar Ibnu Khattab di resmikan sebagai penanggalan tetap Islam.

Tahun ini, perayaan Satu Suro jatuh pada 10 Agustus 2021, meski hari libur nasionalnya digeser menjadi 11 Agustus.

Dalam merayakan pergantian Tahun Baru Jawa atau Tahun Baru Islam ini, biasanya masyarakat Jawa melakukan sejumlah ritual dan tradisi pada malam hari sebelumnya.

Ritual setiap daerah atau wilayah di setiap daerah berbeda-beda, di Kabupaten Jombang umumnya dilaksanakan tumpengan dan sajian berbagai makanan sekaligus melantunkan doa-doa.

2. Malam Pitulas (Malam 17 Agustus) 

Sehari sebelum tanggal 17 Agustus yaitu saat merayakan hari kemerdekaan Indonesia, sering digelar malam tirakatan atau malam menjelang esok merayakan dirgahayu Indonesia. Saat malam tirakatan ini biasanya warga akan datang dan kumpul untuk kemudian mengenang jasa-jasa para pahlawan, diantaranya dengan mendengarkan “kesaksian” atau kisah dari para sesepuh warga yang dahulu sempat mencicipi bagaimana perjuangan merebut kemerdekaan negeri kepulauan ini dilanjutkan dengan makan bersama.

Kegiatan ini merupakan penerapan nilai-nilai gotong royong dan kerukunan dari warga karena semua yang dipersiapkan ialah dari, oleh dan untuk warga itu sendiri. Setelah dibuka dengan doa dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, maka acara akan dilanjutkan dengan pesan dari para veteran pejuang yang hadir (jika ada) jika tak ada dilaksanakan makan bersama baik berupa tumpeng atau makanan lainnya.

3. Perlombaan Agustusan 

17 Agustus 1945 adalah hari merdekanya Negara Republik Indonesia. Maka dengan itu setiap tanggal 17 Agustus, seluruh rakyat Indonesia menyambut dengan penuh suka cita.

Disetiap daerah biasanya memiliki ciri khas masing-masing dalam menyambut 17 Agustus. Namun, 17 Agustus selalu identik dengan berbagai macam lomba.

Kegiatan lomba 17 Agustusan bisa jadi merupakan acara favorit dan paling ditunggu oleh seluruh warga Indonesia karena sangat semarak dan menyatukan berbagai elemen dalam masyarakat.

Adanya pandemi covid-19 mungkin sedikit mengurangi kemeriahan berbagai lomba yang digelar karena pembatasan aktivitas berkumpul. Namun, semestinya tidak mengurangi hakikat dari perayaaan kemerdekaan RI.

Saat ini banyak kegiatan lomba yang dilakukan secara virtual maupun atau secara fisik seperti pada umumnya. Sebab momen ini sangat ditunggu-tunggu masyarakat mulai anak-anak, remaja, hingga orang tua.

Walaupun di tengah pandemi covid-19 melanda di Kabupaten Jombang antusias masyarakat tetap besar dan mentaati protokol kesehatan sehingga banyak masyarakat dan desa tak melewatkan momen atau tradisi ini.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait