Jamasan Keris di Situs Sumberbeji Jombang, Uri-uri Budaya Kearifan Lokal yang Harus Dijaga

Ket foto : Kegiatan umbul dungo dan jamasan keris di situs Sumberbeji, Ngoro Jombang./Anggit/
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Umbol Dungo Petirtaan Sumberbeji dan Jamasan Keris Nusantara di Situs petirtaan Sumberbeji, Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Jombang jadi cara masyarakat uri-uri budaya lokal.

Mbah Gimbal, Budayawan yang menyebut dirinya dari Panglima Tinggi Laskar Lembah Mayat menuturkan bahwa generasi zaman sekarang harus dibimbing untuk mengetahui sejarah kearifan lokal.

Baca Juga

“Di dalam situs ini banyak energi, karena di dalam ada patung Garuda. Atmosfer di tempat ini tidak remeh. Tapi jangan sampai ada kesombongan dari beberapa orang untuk memanfaatkan tempat ini. Ini tanah keramat, harus dilestarikan,” ucapnya pada masyarakat yang hadir pada Minggu (7/8/2022) malam.

Ia melanjutkan, bagi siapapun yang merasa penggiat budaya, harus mau merawat budaya yang ada. Apalagi, jika masuk ke tanah Jawa, ia dengan lantang mengatakan, harus ada adab yang didahulukan di atas apapun, yakni budaya pamit.

“Wong jowo ojo ilang jowone, medayoh nak omahe wong jowo iku kudu enek salame. Opo iku? ya kulonuwun,” tegasnya.

Lebih lanjut, pria asal Surabaya ini mengajak masyarakat untuk menjaga dan melestarikan budaya di sekitar, bersinergi dengan tokoh agama, TNI, Polisi.

Dengan adanya jamasan pusaka ini, harapannya masyarakat tetap mau untuk merawat budaya leluhur. Selain jamasan keris dilakukan, kegiatan dibuka dengan pembacaan Istighosah dan tahlil kemudian dilanjut dengan doa bersama lintas agama.

Terkait pusaka yang ikut dalam jamasan, Mbah Gimbal menyebut untuk saat ini yang dibawa oleh masyarakat adalah keris.

“Mungkin kalau saat ini seperti pusaka untuk pusaka hari ini seperti keris. Mungkin juga ada tombak dan lainnya. Selain keris, sementara yang orang bawa kemanapun itu kan keris. Sebenarnya bukan hanya keris, jika bagi pemilik ada benda yang dikeramatkan ini bisa dilakukan hal yang sama,” katanya.

Untuk hari jamasan, ia melanjutkan memang tidak harus selalu malam 10 suro. Sebenarnya, hari apa saja itu baik.

“Selama kita ingin bersinergi dengan alam, tugasnya adalah melakukan kebaikan dan jangan ditunda. Jangan merasa hebat, kuat ketika kita bisa melindungi sesama,” jelasnya.

Selain itu, Mbah Gimbal juga mengatakan bahwa air di Situs Petirtaan Sumberbeji ini memang punya khasiat. Ia sendiri sebelum kegiatan ini sudah berendam di situs. Yang ia rasakan, ketika itu rasa capek di dalam tubuhnya seketika hilang dan kembali fresh lagi.

“Kita hari ini berada di tempat istimewa, tidak semua orang bisa pergi ke tempat ini. Air di situs Sumberbeji ini bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Saya berharap tempat ini akan menjadi tempat keramat bagi kita semua disini. Selama kita mampu berbuat baik, jangan berpikir untuk ditunda,” ungkapnya.

Kegiatan doa bersama dan jamasan keris ini sendiri dimulai pukul 08.00 WIB sampai sekitar pukul 23.30 WIB. Ratusan masyarakat sekitar juga ikut dalam kegiatan kali ini. Masyarakat juta membawa tumpukan beberapa tumpeng yang kemudian di santap bersama usai kegiatan.

Selain itu, air di mata air situs petirtaan Sumberbeji yang sudah dikuras dan dimasukkan kedalam botol kemasan, dapat dibawa pulang oleh masyarakat setempat. Air itu dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.(Anggit)

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait