Waspada, Putus Cinta Bisa Pengaruhi Kesehatan

Ilustrasi. (Istimewa).
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com- Setiap orang pasti akan mengalami yang namanya jatuh cinta dan putus cinta. Namun perlu diketahui, ternyata putus cinta dapat berdampak pada kesehatan.

Dan rasa sakit yang disebabkan karena patah hati atau putus cinta ini berbeda-beda dari setiap orang. Dilansir dari klikdokter.com dan halodoc.com begini dampak putus cinta terhadap kesehatan:

Baca Juga

1.Nyeri dada

Penelitian dari National Academy of Sciences of The United States of America menemukan fakta menarik seputar aktivitas otak orang yang baru putus cinta.

Ternyata, otak orang yang baru putus cinta punya aktivitas yang sama dengan orang yang sedang merasakan sakit secara fisik. Kondisi ini kemungkinan bisa muncul saat sistem saraf simpatis dan parasimpatis aktif secara bersamaan.

Saraf parasimpatis merupakan sistem saraf yang berfungsi untuk mengatur sistem pencernaan dan produksi air liur. Jika saraf ini menyala, detak jantung dan sistem pernapasan akan melambat.

Sementara itu, aktifnya sistem saraf simpatis akan mengencangkan otot dan membuat detak jantung semakin kencang. Jika kedua sistem saraf tersebut bekerja, akan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, salah satunya nyeri dada.

  1. Merasa Sakit dan Kecewa

Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Neurophysiology menyebutkan, berpisah dengan orang yang kamu sayangi merangsang otak untuk mengirimkan sinyal rasa sakit ke seluruh tubuh.

Dari proses tersebut menimbulkan berbagai gejala putus cinta dan patah hati, seperti rasa sakit, sedih, marah, dan kecewa. Putus cinta dan patah hati bisa menyebabkan sakit kepala, hilangnya nafsu makan, dan susah tidur. Saat putus cinta, kadar hormon bahagia dalam tubuh menurun (dopamin dan oksitosin), dan kadar hormon stres meningkat (kortisol).

  1. Stres

Berpisah dengan orang yang kita sayangi sangat mungkin membuat stres. Jika dibiarkan, stres akan berdampak buruk terhadap kesehatan fisik bahkan batin.

Stres dapat menaikkan kadar hormon kortisol didalam tubuh. Dalam beberapa kasus, hormon kortisol yang meningkat ini akan memengaruhi hampir semua organ tubuh, termasuk tekanan darah dan jantung.

Ketika seseorang merasa stres, jantung berdetak lebih cepat dari biasanya dan tekanan darah pun akan meningkat. Membiarkan kondisi ini terlalu lama tentu memberi beban yang jauh lebih berat pada jantung. Selain itu juga, tingkat kepanikan dan ketakutan akan mudah menyerang.

 

  1. Munculnya Jerawat dan Rambut Rontok

Putus cinta hingga alami stres merupakan salah satu faktor penyebab munculnya jerawat. Stres dapat menyebabkan kerontokan rambut. Karena produksi hormon akibat stres bisa melonggarkan folikel rambut secara bertahap, menyebabkan helaian rambut rontok saat disisir atau keramas.

Pada beberapa kasus, stres akibat putus cinta bisa memicu trikotilomania, yaitu tindakan mencabut rambut dari kulit kepala. Jika dibiasakan, trikotilomania bisa menyebabkan kerontokan rambut hingga kebotakan.

  1. Sindrom Patah Hati

Sindrom patah hati ini merupakan gangguan jantung sementara akibat situasi tertekan atau stres. Sehingga memicu kontraksi ringan dari ventrikel kiri dan menyebabkan sensasi tersedak secara berlebihan yang dapat meningkatkan adrenalin.

Gejalanya berupa nyeri dada, sesak napas, detak jantung tidak beraturan, dan tubuh terasa lemas. Namun, gejala tersebut bisa diobati dan akan pulih dengan sendirinya dalam waktu sekitar satu minggu.

Ketika rasa sakit hati dan sedih akibat putus cinta tak kunjung membaik, maka kondisi ini perlu diwaspadai, seperti membuat merasa tidak berharga dan berada dalam kesedihan yang berlarut-larut, mudah putus asa, dan kesepian.

Maka konsultasikan dengan dokter jika kondisi tersebut sudah memengaruhi kualitas dan kuantitas tidur, menurunkan berat badan, membuat kamu sulit berkonsentrasi, tidak semangat beraktivitas, mengonsumsi alkohol, atau obat-obatan tertentu hingga munculnya niat untuk bunuh diri.

 

 

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait