Cara Unik TPM Ganjar-Mahfud Ajak Anak Muda di Jombang Sadar Politik

foto : bincang gagasan politik efektif dan edukatif TPM ganjar mahfud kabupaten Jombang. (Anggit Pujie Widodo)
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Kotak aspirasi curahan hati pemuda Kabupaten Jombang, sampaikan gagasan politik lewat secarik kertas.

Kotak aspirasi itu dihadirkan dalam agenda Bincang Gagasan : Politik Efektif dan Edukatif yang diselenggarakan oleh Tim Pemenangan Muda (TPM) Ganjar-Mahfudz di Cafe Ruang Warga, Jumat (15/12/2023).

Baca Juga

Dari pantauan, KabarJombang.com, peserta yang hadir ke agenda tersebut absen terlebih dahulu. Kemudian panitia akan memberikan kertas kecil persegi empat berwarna putih.

Panitia mengarahkan agar peserta menuliskan gagasan dan aspirasi untuk politik kedepan ingin seperti apa. Setelah peserta menuliskan aspirasinya dalam secarik kertas, satu koran putih persegi empat sudah tersedia di tengah-tengah sebelum memasuki arena diskusi.

Peserta kemudian diarahkan untuk memasukkan kertas yang ditulis untuk dimasukkan ke dalam kotak tersebut.

Hartanto Nugroho, Ketua TPM Ganjar-Mahfud Kabupaten Jombang mengatakan, pihaknya akan selalu tersedia untuk membuka diskusi dengan kaum muda bicara soal politik.

“Kita membuka celah untuk diskusi dan berdialog, karena kami dari tim pemenangan ini juga punya kepanjangan tangan yang nantinya akan kami salurkan. Jadi disini saya bukan ketua atau apapun, saya disini sebagai kepanjangan tangan dari teman-teman semua, rekanan yang selalu siap menampung aspirasi teman-teman muda Jombang,” ucapnya.

Ia juga menyinggung perihal kotak aspirasi yang disediakan untuk para peserta. Menurutnya, kotak aspirasi itu merupakan wadah untuk anak muda menuliskan gagasan, aspirasi dan keinginannya mengomentari politik 2024.

“Ada kotak aspirasi muda sebelum teman-teman masuk ke ruangan ini, karena itu nantinya akan kami sampaikan. Kami melihat politik itu tabu dan dihindari oleh anak muda. Namun, kami akan menjalankan sebaliknya, karena politik ini merupakan wadah aspirasi untuk anak muda menyampaikan pendapat,” ujarnya.

Kami ingin memutus mata rantai yang menyebut bahwa politik itu tabu untuk anak muda. Menurutnya, politik itu keterbukaan, tempat beraspirasi, sehingga jangan terlalu menutup diri.

“Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyerap aspirasi teman-teman muda di Jombang dengan salah satu agendanya nanti yakni road show desa. Sarana ini akan menjadi momentum untuk teman-teman semua,” tuturnya.

“Target kita nantinya akan road show, berkeliling ke desa-desa, mana teman-teman yang bersedia untuk diajak ngobrol, berdiskusi, maka kami akan sangat terbuka untuk menerima aspirasi itu,” katanya melanjutkan.

Baginya, kotak aspirasi itu yang akan menjadi senjata, jembatan untuk anak muda Jombang ikut andil dalam menyampaikan pendapat dan menentukan hak pilihnya. “Setiap satu langkah kecil yang kita lakukan bersama maka akan menjadi langkah besar kedepannya,” ujarnya lagi.

Sementara itu, menurut Agil Wahyu Ramadhan, selaku TPM Ganjar-Mahfudz Jawa Timur yang juga hadir dalam agenda ini mengatakan, bicara soal pemuda dalam politik efektif dan edukatif ini kita sudah ketinggalan zaman.

“Jangan sampai pemuda dan politik ini jauh, karena sejak dahulu kita melawan para penjajah juga dengan cara politik,” tukasnya.

Bahwasanya katanya melanjutkan, setiap era itu ternyata pemuda itu pasti terlibat, 1928 pemuda terlibat dalam politik, lahirlah sumpah pemuda. Kemudian ada sebelum kemerdekaan, Soekarno pernah diculik oleh para pemuda ke Rengasdengklok untuk memerdekakan bangsa tahun 1945.

“Pemuda itu perlu terlibat, namun, belakangan ini di pemilu, pilpres, seakan-akan pemilu itu miliknya orang-orang yang lebih tua. Karena kita sendiri punya pola pikir seperti itu. Karena itu, Ganjar Mahfud niat serius ingin melibatkan generasi muda. Buktinya kita disini punya TPM bahkan di setiap kabupaten/kota Jawa Timur sudah ada. Karena itu, dari sinilah semua akan kita kembangkan,” ungkapnya.

Pihaknya menginginkan, pemuda memang harus terlibat. Karena, masih kata Agil, suara pemuda di pemilu itu berkisar 54 persen. Pihaknya juga tidak ingin suara anak muda ini hanya dijadikan komoditas jualan saja.

“Karena kenapa? Anak muda itu kita semua tidak mau menjadi objek, kita harus menentukan sendiri dengan idealisme kita. Kalau kata Tan Malaka idealisme terkahir yang dimiliki oleh pemuda. Jangan pernah berpikir bahwa pemuda hanya sekedar umur saja, ada juga jika misalkan kita mengandalkan definisi pemuda hanya sekedar umur, ada juga tokoh pemuda yang menjadi calon tapi pemikirannya kurang modern,” imbuhnya.

Menurut Agil, anak muda itu harus punya karakter. Pemuda juga selalu mau untuk berproses dan latar belakang tidak menjadi masalah.

“Diantara capres kita, siapa kira-kira yang mau berproses dari bawah. Hanya pak Ganjar dan Pak Mahfud saja. Mulai dari bawah semua tidak ada yang langsung instan. Pemuda itu kritis, karakternya kritis bukan hanya sebagai pewaris,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan sekali lagi, memilih pemimpin salah satu faktor yang harus dilihat adalah bagaimana karakter, rekam jejak calon pemimpin tersebut.

“Di Pilpres kali ini penting untuk kita semua untuk terlibat. Sebab itu, kita harus mengerti karakter seorang pemimpin lihatlah dari karakter mereka,” pungkasnya.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait