PLOSO, KabarJombang.com – RSUD Ploso, Kabupaten Jombang, mengalami peningkatan jumlah pasien Covid-19 sejak akhir November hingga awal Desember 2020 ini. Bahkan, pada Senin (7/12/2020), sejumlah pasien tertahan di ruang UGD RS setempat. Sebab, mereka menunggu tempat ruang isolasi maupun proses perujukan.
“Mungkin lebih parah ya. Pas saya mau pulang tadi sore, ada 5 pasien masih tertahan di UGD karena nunggu tempat, diisolasi maupun dirujuk,” ujar dr Iskandar Dzulqornain, Direktur RSUD Ploso kepada KabarJombang.com, Senin (7/12/2020).
Ia juga mengatakan, jika bad (tempat tidur) di ruang isolasi Covid-19, saat ini cenderung mengalami peningkatan hampir selalu di atas 90 persen. Hal ini, lanjutnya, menurut manajemen rawat inap sudah melebihi kapasitas. Karena seharusnya kapasitas ruangan tersebut terisi 60 hingga 80 persen.
“Kalau kurang dari 60 persen tidak efisien. Tapi kalau sudah di atas 80 persen itu cenderung terlalu padat dan penuh,” katanya.
Lantaran over kapasitas, lanjutnya, ada beberapa pasien terpaksa mencari RS di luar Jombang. “Yang saya tahu, ada yang ke Mojokerto, dan Kediri,” papar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jombang ini.
Selain ruang inap melebihi kapasitas, tertahannya pasien di ruang UGD juga merupakan bukti bahwa Jombang berstatus zona merah Covid-19. “Ya kurang apalagi fakta itu ada, bahwa Covid-19 itu masih ada dan masih betul-betul mengancam kita. Saat ini bad yang tersedia di kami maksimal ada 37,” katanya.
Soal hasil swab pasien Covid-19, baik di RSUD Ploso maupun rumah sakit lain, kata dr Iskandar, bisa diketahui paling lambat dalam kurun waktu 2 x 24 jam, selama tidak ada gangguan teknis.
“Untuk swab dari pasien-pasien RSUD Ploso dan RS lain, umumnya 1×24 jam. Paling lambat 2×24 jam. Tentu saja jika tidak ada gangguan teknis pada prasarana, alat, bahan maupun SDM,” tandasnya.