JOMBANG, KabarJombang.com – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kini kembali mengancam populasi sapi di Kabupaten Jombang. Sebanyak 323 ekor sapi terjangkit PMK hingga awal Januari 2025, dengan persebaran yang meluas hampir di seluruh kecamatan di wilayah tersebut. Angka tersebut mencakup 282 kasus yang tercatat pada Desember 2024, dan 41 kasus baru yang dilaporkan pada awal Januari.
Menurut Plt Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Jombang, Mochamad Saleh, 31 ekor sapi terpaksa disembelih, sementara 11 lainnya mati akibat penyakit yang disebabkan oleh virus RNA ini. Meski demikian, ada sekitar 50 ekor sapi yang berhasil sembuh setelah menjalani perawatan intensif.
“Petugas di lapangan telah bergerak cepat, dan kami terus melakukan vaksinasi PMK pada sapi-sapi ternak. Alhamdulillah, beberapa sapi berhasil sembuh dan kondisi mulai terkendali,” ungkap Saleh dalam keterangan yang diterima pada Senin (6/1/2025).
Penyebaran PMK pada ternak sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca, terutama saat musim hujan yang meningkatkan kelembaban udara. Virus ini mudah menyebar di kondisi lembab dan ketika hewan ternak diletakkan berdekatan. Saleh juga menjelaskan bahwa daya tahan tubuh sapi menurun saat pergantian musim, sehingga mempermudah penularan penyakit.
Selain faktor cuaca, rendahnya tingkat vaksinasi juga menjadi salah satu penyebab meluasnya penyakit ini. Idealnya, vaksinasi PMK harus dilakukan setiap enam bulan sekali dengan cakupan 80 persen populasi hewan di suatu wilayah. Namun, vaksinasi di Jombang saat ini masih rendah, terutama mengingat cepatnya munculnya PMK.
“Vaksinasi sangat penting untuk menanggulangi penyebaran PMK. Kami telah menginstruksikan semua petugas untuk melakukan vaksinasi secara mandiri kepada peternak sapi,” jelas Saleh.
PMK umumnya ditandai dengan gejala demam, luka di mulut, serta lepuhan di kaki sapi, yang menyebabkan kepincangan. Beberapa laporan menyebutkan bahwa gejala pada sapi yang terinfeksi kali ini cenderung ringan, dengan berkurangnya produksi air liur dan penurunan nafsu makan.
Penyebaran PMK di Jombang saat ini melibatkan 19 kecamatan. Dua kecamatan, yakni Tembelang dan Perak, dinyatakan bebas dari PMK, sementara kecamatan yang paling terdampak adalah Diwek, Jombang, dan Jogoroto. Sebagai upaya pencegahan, petugas telah melakukan penyemprotan disinfektan di kandang dan tempat penampungan ternak, termasuk rumah potong dan pasar ternak.
Dinas Peternakan dan Perikanan Jombang terus memantau dan melakukan langkah-langkah cepat untuk menanggulangi penyebaran virus PMK ini, demi melindungi peternakan dan menjaga kesehatan sapi ternak di daerah tersebut.