Usai Diberitakan, Proyek Irigasi di Desa Bandung Diwek yang Retak Langsung Diperbaiki

  • Whatsapp

DIWEK, KabarJombang.com – Proyek pembangunan saluran irigasi di Dusun Sugihwaras, Desa Bandung, Kecamatan Diwek, Jombang yang bersumber dari anggaran bantuan keuangan khusus (BKK) Pokir Dewan tahun 2023 akhirnya diperbaiki.

Sebelumnya, proyek tersebut sempat diberitakan KabarJombang bahwa bangunan tersebut menggantung dan tidak sesuai spek. Namun, pihak TPK akhirnya langsung memperbaiki bangunan tersebut.

Baca Juga

Menurut warga sekitar, bangunan tersebut telah diperbaiki dengan mengerahkan sejumlah warga. “Itu tadi diperbaiki oleh pihak yang mengerjakan Proyek, itu berapa orang tadi banyak jumlahnya tidak tahu itu tadi ditambal,” terangnya pada kabarjombang, Rabu (13/9/2023)

Terpisah Ketua Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Desa Bandung Diwek, Andika mengatakan, terkait bangunan yang menggantung sudah diperbaiki

“Itu dulu ada batu, ada pondasi, cuma untuk luluh yang depan terkikis karena airnya deras terus terjadi menggantung itu. Kalau dikatakan tidak ada pondasinya, itu tidak benar. Itu ada pondasinya kemarin di himbau oleh pak kades untuk di perbaiki dan juga dilakukan pengukuran tinggi dan volumenya,” terangnya.

“Kalau dikatakan bangunan tersebut tidak sesuai spek tidak benar. Bangunan tersebut sudah sesuai. Untuk warga yang kita libatkan dari dusun Sugihwaras tiga orang yang lain dari dusun lain, Desa Bandung. Kalau dikatakan dari luar Desa Bandung itu tidak benar,” imbuhnya.

Di beritakan sebelumnya, proyek pembangunan saluran irigasi di Dusun Sugihwaras, Desa Bandung, Kecamatan Diwek, Jombang bersumber dari anggaran bantuan keuangan khusus (BKK) tahun 2023, diduga tidak sesuai RAB, bahkan juga sudah ada yang retak.

Dengan adanya temuan bangunan menggantung dan retak tersebut, memantik reaksi salah satu konsultan teknik di Jombang. Menurutnya bahwa saat mengerjakan irigasi yang kaitannya dengan tembok penahan itu, ia menduga tidak ada pondasinya.

“Itu hanya menempel pada tanah dasar kedalaman irigasi, sehingga begitu ada goresan air ya menggantung seperti itu, dan bisa mengakibatkan ambrol,” ujarnya pada KabarJombang.com Senin (11/9/2023).

Menurut konsultan tersebut, secara teknis memang sengaja disiasati seperti itu supaya mendapat keuntungan banyak. “Pondasi yang seharusnya dikerjakan, namun tidak dikerjakan, jelas ini salah. Seharusnya digali sesuai perencanaan kalau seperti itu nanti bisa ambrol jika tergerus air, karena itu hanya menggantung menempel saja tidak digali untuk pondasi,” jelasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, faktor retak itu karena adanya abrasi yang mana pekerjaan irigasi atau tembok penahannya itu kedalaman tidak dipertimbangkan. Sehingga saat pengeroposan di lokasi tersebut jelas terjadi abrasi dan retak.

“Jika memang sudah sesuai perencanaan, bila mana masih terjadi retak itu pasti poin kewajaran karena adanya terik matahari, penguapan dari campuran adonan semen. Itu yang tidak bisa kita prediksi. Jadi menurut saya yang retak itu ya di akibatkan karena tidak ada galian untuk pondasi. Itu hanya ditempelkan saja, begitu tanah kena gerus pasti semua geser dan mengakibatkan retak,”tuturnya.

 

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait