Larangan Rayakan Tahun Baru, Penjualan Kembang Api di Jombang Anjlok 60 Persen

Kevin, penjual kembang api saat ditemui di lapaknya di jalan A. Yani Jombang. Kamis (31/12/2020) (foto: DianaKN)
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Penjualan kembang api jelang Tahun Baru 2021, diprediksi merosot tajam. Merosotnya pendapatan jualan terompet, dirasakan Dina (65) pemilik toko agen kembang api di kompleks Pasar Legi Jombang.

Menurutnya, di hari yang sama yakni menjelang pergantian malam tahun baru, penurunan penjualan kembang api dagangannya, merosot hingga 60 persen. Ia mengaku kondisi ini tidak seperti tahun sebelumnya, yang menjadi lading rezeki bagi dirinya.

Baca Juga

“Kali ini turun, sepi nggak kayak tahun baru yang kemarin. Kira-kira turun sampai 60 persen penjualan,” kata Dina, Kamis (31/12/2020).

Ia memperkirakan, lesunya penjualan kembang api karena dampak pandemi Covid-19. Ditambah, diberlakukannya jam malam, di mana warga dilarang melakukan aktivitas di luar rumah mulai pukul 19.00 WIB, sejak Kamis 31 Desember hingga 3 Januari 2021 mendatang. Ini berdasarkan Seruan Bupati nomor 8284 tahun 2020, yang juga berlaku bagi pelaku usaha.

“Mungkin juga karena orang-orang nggak berani merayakan karena Covid-19. Biasanya, udah ramai sampai mau malam. Sampai harganya makin tinggi. Tapi kali ini nggak kayaknya,” sambungnya.

Dina juga mengaku jika salesnya tidak berani merambah ke desa-desa setelah adanya imbauan diberlakukannya jam malam. “Biasanya sales ke desa-desa. Saya juga biasanya membantu jualan. Tapi ini saya layani sendiri jika ada yang beli ke sini,” ungkap Dina.

Dikatakannya, tidak hanya toko miliknya yang mengalami penurunan. Kondisi tersebut juga dialami penjual kembang api di sepanjang jalan depan tokonya.

“Biasanya dari mulai ringin contong ke barat itu penuh yang jualan di pinggir jalan. Sekarang lihat kan, nggak kayak biasanya. Itu yang sebelah barat cuma ada berapa yang buka. Mereka kayaknya juga takut nggak laku karena memang Covid ini,” kata Dina.

Senada dengan Dina, penurunan penjualan kembang api hingga 60 persen juga dirasakan Kevin (20) yang biasa berjualan di pinggir jalan.

“Sepi kali ini, kalau ditanya penurunan penjualan ya kira-kira sampai 60 persen. Nggak kayak biasanya, biasanya H minus 2 sudah banyak banget yang beli kembang api. Sekarang ini aja belum ada yang beli sampai jam 12 ini,” jelasnya.

Kevin mengatakan, jika dia bersama temannya biasanya berjualan dengan banyak orang, namun kali ini jumlahnya berkurang karena kondisi sepi.

“Ini hanya 7 orang yang jualan, biasanya total ada 15-17 orang. Kadang satu orang bisa buka dua tempat. Kebanyakan orang-orang takut nggak laku, karena musimnya begini,” bebernya.

Kevin berharapm, pandemi Covid-19 segera berakhir agar kembang api yang biasa dijualnya bisa mendatangkan rezeki untuknya.

“Walaupun nggak ada expired-nya, tapi saya berharap Covid-19 berakhir. Biar saya jualan bisa kayak biasanya lagi, ramai lagi yang beli kembang api apalagi pas perayaan-perayaan gini,” tutupnya.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait