JOMBANG, FaktualNews.co – Menghadapi kasus covid-19, Kabupaten Jombang menggunakan 14 Puskesmas sebagai tempat isolasi terpadu (isoter). Namun hingga kini belum ada pasien yang harus mendapatkan perawatan.
Dengan masifnya penambahan kasus covid-19 di Kabupaten Jombang, Kepala Dinas Kesehatan drg Budi Nugroho mengatakan bahwa meski penularan omicron cepat, namun tidak berdampak keparahan pada pasien terkonfirmasi.
“Varian omicron ini memang penularannya sangat cepat. Tapi untuk tingkat keparahan si penderita itu nggak, sehingga Isoter yang kami siapkan ada di Puskesmas. Ada 14 Puskesmas itu untuk isolasi diperuntukkan untuk kasus-kasus yang rentan yang ada gejala, yang OTG-lah,” katanya saat ditemui, Senin (14/2/2022).
Ia menyebut bahwa jika terdapat pasien terkonfirmasi positif covid-19 yang saat ini masih dikatakan sebagai probable omicron sesuai dengan gejala klinis, serta menunjukkan gejala berat bahkan terdapat komorbid, maka penanganan akan langsung kepada rumah sakit yang ada di Kabupaten Jombang.
Meski telah disiapkan isoter pada 14 Puskesmas yang ada, menurut Budi bahwa hingga saat ini pasien masih nihil.
“Ya (masih kosong), karena memang belum dikatagorikan harus masuk ke sana,” terangnya.
Kondisi kasus covid-19 menunjukkan peningkatan juga terjadi pada RSUD Ploso yang berhasil terdeteksi pada pasien saat akan melakukan perawatan melalui screening.
“Nemunya rata-rata dari situ. Jadi seumpama ada orang mau bersalin, setelah di screening ternyata positif, otomatis harus dilayani sebagai pasien covid-19,” terang Direktur RSUD Ploso, dr Ahmad Iskandar.
Terkait dengan ketersedian bed atau tempat tidur untuk melayani pasien covid-19, di RSUD Ploso disebutnya dalam kondisi aman.
“Dulu kita menyiapkan 58 (bed), sekarang kita siapkan 36, itu 2 lantai, masih 1 lantai, lantai 2 belum dipakai,” pungkasnya.