WONOSALAM, KabarJombang.com – Di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, terdapat salah satu peternak sapi yang mempunyai kandang besar dan sapi perah yang jumlahnya sampai ratusan.
Adalah Tunari (64) peternak sapi perah asal Desa Galengdowo. Dalam penjelasannya, ia mengatakan jika menjadi sosok yang dikenal sukses dan kaya bukan menjadi tujuan utama dalam proses yang dikatakan cukup lama.
“Tujuan utamanya saya itu hanya bekerja keras di lapangan dan terus berdoa. Kaya dan sukses itu berproses dan bukanlah menjadi tujuan. Karena niat awal saya itu hanya, bagaimana pekerjaan saya ini tidak hanya untuk keluarga. Melainkan juga bermanfaat bagi sesama warga,” ujarnya kepada KabarJombang.com, Minggu (31/10/2021).
Di tahun 1995, ia mengaku jika sudah memulai bekerja sebagai peternak sapi perah. Kala itu jumlah sapi yang dimilikinya hanya 7 ekor sapi. Namun tak semua sapi yang produktif menghasilkan susu.
“Hanya 2-3 ekor sapi saja waktu itu yang bisa keluar susu. Karena proses agar bisa mengeluarkan susu itu sekitar 2 tahunan kalau dihitung sejak lahir. Masih menunggu sapi-sapi ini sampai melahirkan, baru bisa,” jelasnya saat ditemui.
Dengan perlahan dirinya mulai menjajakan susu sapi itu sedikit demi sedikit ke warga setempat. Sehingga setelah sapi-sapi yang dimilikinya melahirkan dan bertumbuh semakin banyak, ia mengaku jika mencari warga setempat yang pengganguran untuk dijadikan karyawannya.
“Alhamdulillah lambat-laun sapi-sapi di sini tambah banyak sekitar tiga ratusan. Tapi pekerja disini juga saya tambahkan dari warga yang masih belum mempunyai pekerjaan. Ketika penghasilan dan jumlah sapi semakin bertambah, pengirimannya juga langsung saya kirimkan ke Pabrik. Disamping itu saya melayani juga bagi warga yang ingin memesan,” katanya.
Mampu dongkrak perekonomian Desa
Selain membantu warga setempat untuk diangkat sebagai karyawannya, ia pun juga mampu mendongkrak perekonomian Desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
“Sumbangsih ke Desa itu sejak 4 tahunan yang lalu. Karena selain warga, saya ingin meningkatkan usaha perekonomian Desa ini. Sehingga menjadi Desa yang memang berdaya saing dengan yang lain,” tuturnya.
Tak hanya itu, meskipun dirinya sudah dikenal sukses dengan usahanya yang semakin besar, Tunari mengaku jika sebagian omset yang didapat tetap diberikan kepada warga yang dinilai tidak mampu.
“Omzet bersih ke saya itu hanya 20 sampai 25 juta, jadi sebagian itu tetap saya sedekahkan. Karena bersedekah itu bagi saya, menjadi salah satu jalan agar usaha kita tetap lancar dan berkah,” pungkasnya.