Lebih Dekat dengan Gus Salman, Tetap Istiqomah Ngajar Santri di Sela Kesibukan Sebagai Wakil Bupati Jombang

Foto: Wakil Bupati Jombang M. Salmanudin Yazid atau Gus Salman mengajari santri mengkaji kitab kuning
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Meski mulai disibukkan dengan aktivitas sebagai Wakil Bupati Jombang, M. Salmanudin Yazid atau yang akrab disapa Gus Salman, ternyata tetap istiqomah meluangkan waktunya untuk mengajari santri belajar kitab klasik di pesantren.

Pria yang juga akrab disapa Gus Wabup itu, merupakan salah satu pengasuh Pesantren Babussalam, Kalibening, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang.

Baca Juga

Gus Salman resmi menjabat sebagai Wakil Bupati Jombang periode 2025 – 2030 mendampingi Bupati Jombang Warsubi, setelah dilantik Presiden Prabowo di Istana Negara pada 20 Februari 2025.

Meski mulai sibuk sebagai Wakil Bupati Jombang, pria kelahiran 5 Oktober 1967 tersebut tidak melupakan kewajibannya sebagai pengasuh pesantren untuk membimbing para santri.

Hal itu terlihat, saat usai shalat tarawih, ia mengaji kitab kuning bersama para santri di rumahnya, di Pesantren Babussalam Kalibening dengan metode ‘Bandongan’. Ia mengampu kitab Jawahirul Bukhari, di teras kediaman utama pengasuh pesantren.

Metode bandongan adalah metode pembelajaran dimana guru menjelaskan mengenai suatu materi dan peserta didik memperhatikan atau menyimak dan mencatat penjelasan yang diberikan oleh guru.

“Selama ramadhan kurang lebih waktu ngaji ya dua jam. Dimulai setelah shalat tarawih sampai sekitar setengah sebelas malam” ujar Gus Salman, saat ditemui sejumlah wartawan, di Pesantren Babussalam, Jumat (7/03/2025) malam.

Ia menjelaskan, dengan durasi waktu mengaji selama 2 jam setiap hari usai shalat tarawih, kajian kitab kuning Jawahirul Bukhari ditargetkan rampung selama 15 hari.

Gus Salman mengatakan, meski saat ini dirinya memiliki kesibukan tambahan sebagai Wakil Bupati Jombang, namun Ia tetap menyediakan waktu untuk membimbing para santri.

Sebab, lanjut dia, mengajar dan membimbing para santri merupakan aktivitas wajib yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja karena kesibukan di tempat lain.
“Sampai kapanpun akan tetap mengajar ngaji, karena ini amanat dan wasiat dari orang tua. Apalagi, kami ini kan mendapatkan amanat dari masyarakat, dimana saat ini ada sekitar 1.600 santri di pondok ini,” kata Gus Salman.

Adapun waktu dari pagi hari hingga petang, Ia alokasikan untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai pejabat negara.

“Untuk malam hari, tetap ngaji seperti biasanya selama tidak mengganggu kegiatan khidmat di Pemerintahan Kabupaten Jombang,” ujar Gus Salman.

Disebutkan, pada hari-hari biasa Ia mengajarkan kitab Ibanatul Ahkam. Kitab Syarah Bulughul Maram tersebut mengajarkan tentang memahami hukum-hukum Islam secara lebih mendalam.

Selain kitab klasik Ibanatul Ahkam, dirinya juga mengajar kitab Riyadhus Shalihin. Kitab ini merupakan kitab hadits yang membahas tentang adab dan etika.

Kegiatan membimbing dan mengajar santri telah dijalani Gus Salman sejak tahun 1998. Aktivitas tersebut tetap dijalani olehnya meski dipadati dengan berbagai kesibukan.

Berita Terkait