Diskusi Kemenpora RI dengan Pelajaran NU di Jombang, Bahas Tantangan Mental Health yang Sering Dialami Generasi Z

Foto : Forum organisasi kepemudaan yang diadakan oleh deputi bidang pemberdayaan pemuda kemenpora RI di Jombang. (Kevin Nizar)
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia menggelar diskusi forum organisasi kepemudaan yang bertempat di MA Salafiyah Syafi’iyah Seblak, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, pada Minggu (22/12/2024).

Forum ini mengangkat berbagai tantangan yang dihadapi oleh Generasi Z, khususnya dalam hal kesehatan mental, asmara, kecemasan, hingga stres.

Baca Juga

Diskusi tersebut menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur 2021-2024 dan Sekretaris Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU Jawa Timur, M. Fakhrul Irfan Syah. Rafli Rifki Reza Ketua PW IPNI Jawa Timur mandataris masa khidmat 2024-2027. Serta Anggota DPRD Jawa Timur, Abdullah Muhdi, yang berbagi pengalaman hidup dan pandangannya mengenai generasi muda saat ini.

M. Fakhrul Irfan Syah dalam pemaparannya menyebutkan bahwa Generasi Z yang berada pada rentang usia 8-23 tahun, merupakan kelompok yang sangat menarik karena tantangan yang mereka hadapi berbeda dengan generasi sebelumnya.

Menurutnya, masalah kesehatan mental seperti kecemasan, stres, dan ketidakpastian mengenai masa depan sangat dominan di kalangan anak muda zaman sekarang. Selain itu, isu asmara juga menjadi bagian dari tantangan yang sering kali mengganggu konsentrasi dan keseimbangan hidup mereka.

“Generasi Z memiliki tantangan besar, terutama dalam menjaga kesehatan mental. Mereka cemas tentang masa depan, dan sering kali mengalami stres karena tuntutan sosial, pendidikan, dan pekerjaan. Ini perlu mendapatkan perhatian lebih dari kita semua,” ungkapnya.

Abdullah Muhdi, yang juga pernah aktif dalam organisasi kepemudaan IPNU dan IPPNU, berbagi cerita tentang perjalanan hidupnya. Ia menceritakan bagaimana perjuangannya dalam berorganisasi dan menghadapi berbagai tantangan hidup mengantarkannya pada posisi sekarang.

Menurut Abdullah, banyak orang yang tampaknya gagal, namun justru karena kebingungan tersebut, mereka berusaha lebih keras untuk membuktikan diri dan meraih kesuksesan.

“Proses perjuangan yang panjang dalam organisasi, terutama IPNU dan IPPNU, mengajarkan banyak hal. Saya belajar bahwa kegagalan bukanlah akhir, justru itu adalah langkah untuk berusaha lebih keras, membuktikan bahwa kita juga bisa berhasil,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Abdullah juga menyoroti pentingnya pengembangan kepemudaan melalui lembaga-lembaga negara, termasuk Kementerian Pemuda dan Olahraga, yang telah menjadi acuan bagi organisasi seperti IPNU dan IPPNU untuk berkontribusi pada kemajuan bangsa.

Ia bahkan mengungkapkan bahwa tantangan yang dihadapi oleh generasi muda saat ini, seperti yang disebutnya ‘Generasi Cookies dan Strawberry’, sangat berbeda. Meski tampak menarik dan penuh potensi, generasi ini juga rentan secara mental dan emosional.

“Generasi yang lebih dahsyat dari Gen Z adalah yang saya sebut sebagai generasi cookies dan strawberry. Mereka terlihat menarik, tapi mudah rapuh di dalamnya. Inilah tantangan yang harus kita hadapi,” katanya.

Sementara itu, Rafli, Ketua PW IPNU Mandataris masa khidmat 2024-2027, menyampaikan visi dan harapannya ke depan untuk kader IPNU. Menurut Rafli, pengembangan karakter dan keilmuan menjadi hal yang sangat penting. Ia ingin kader-kader IPNU tidak hanya berlandaskan gerakan sosial semata, tetapi juga memiliki keahlian profesional yang bermanfaat bagi kemajuan umat.

“Ke depan, kami ingin kader IPNU memiliki karakter keilmuan yang kuat, yang bisa ditransfer menjadi profesi. Kami akan memperbanyak pelatihan profesi untuk mempersiapkan mereka sebagai generasi yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa,” pungkasnya.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait