PERAK, KabarJombang.com – Kalau nasi putih yang digoreng dengan campuran bumbu khusus, banyak dijumpai di banyak tempat di wilayah Kabupaten Jombang. Namun, bagaimana kalau nasi ampok (nasi berbahan jagung halus) digoreng.
Ya, namanya nasi goreng ampok. Dan selama ini, hanya masih ada di Dusun Plumpung, Desa/ Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang. Penjualnya, yakni Rahman (23). Karena laris manis, adiknya yang masih pelajar SMP kelas 9, turun tangan membantunya berjualan.
Kuliner terbilang unik ini, kata Rahman, awalnya sekedar ujicoba. Ia mengaku sempat berpikir untuk ‘bersaing’ jualan nasi goreng umumnya. Namun, keinginan itu ia batalkan, setelah melihat sang ibu berjualan nasi ampok yang juga memiliki peminat cukup banyak.
Hingga kemudian, pada Januari 2020, ia langsung beraksi melakukan ujicoba membuat nasi goreng ampok. “Emak (ibu) saya berjualan nasi ampok. Ya seperti umumnya, ada ikan teri atau ikan asin sebagai lauknya, sambal terasi dan urap-urap. Nah, ini malah jadi inspirasi saya untuk ujicoba membuat nasi goreng ampok,” cerita Rahman, Minggu (18/10/2020).
Dirasa laik jual, Rahman pun membuka lapak memanfaatkan gerobak yang sudah ada. Awal membuka usaha ini, lanjut Rahman, dilaluinya dengan sedikit konsumen. Masih baru merintis, Rahman merasakan efek pandemi Corona. Alhasil, perkembangan usahanya terhambat. Pelan namun pasti, kini sekitar 70-80 porsi nasi goreng ampok, habis terjual.
“Awalnya sepi, mungkin karena kuliner ini baru. Umumnya kan nasi goreng itu, bahan dasarnya nasi putih. Tapi Alhamdulillah, kini sudah yang mengenalnya,” katanya.
Ia mengaku, nasi ampok yang digorengnya itu, sebelumnya merupakan nasi ampok racikan ibunya. Rahman mengaku belum ahli membuat nasi ampok seperti sang ibu. “Kalau masak nasi ampok-nya tetap Emak. Tapi perlahan, saya belajar memasak nasi ampoknya. Jadi nanti tinggal bawa dan siap goreng beserta bahan pelengkapnya,” jelasnya.
Satu porsi nasi goreng ampok, Rahman menjualnya seharga Rp 8 ribu. Seporsi nasi goreng ampok itu, dilengkapi sayur, daging ayam yang disuwir, ikan teri, kerupuk, dan irisan timun sebagai pelengkap nasi goreng ampoknya.
Soal rasa, Rahman mengaku, sudah dijelajahi saat ujicoba dulu sebelum membuka usahanya. Hingga, banyak pembeli yang kembali membeli. “Sebelum jualan, sejumlah resep sudah kita coba. Kurang ini dan itu. Setelah bumbunya sudah pas, baru saya membuka lapak. Ternyata juga cocok di lidah pembeli,” ujar Rahman.
Nasi goreng ampok ini, tersedia mulai pukul 16.00 WIB sampai habis. Di lokasi lapak Rahman, terpantau tak pernah sepi pembeli. “Setiap hari buka. Biasanya dalam sebulan, nggak buka paling cuma 1 sampai 2 hari saja,” pungkas Rahman.