KABARJOMBANG.COM – Jika di negara bagian Amerika Serikat, Colorado ada Grand Canyon, maka di Indonesia tepatnya di Kabupaten Jombang ada lokasi wisata yang baru ditemukan dan menyerupainya, yakni bernama Kedung Cinet.
Lokasinya yang berada di kawasan hutan lindung dan banyak memiliki relief bebatuan ini. Maka tak heran, jika di lokasi wisata miniatur grand canyon tersebut, kini menjadi primadona dan mulai diserbu para pencinta alam khususnya warga yang ada di Kabupaten Jombang.
Tempat wisata ini berlokasi di tengah hutan Desa Pojok Klitih Kecamatan Plandaan. Akses menuju lokasi wisata yang baru ditemukan setahun lalu ini sungguh eksotis. Bagaimana tidak, sebelum sampai ke lokasi, wisatawan harus berjuang untuk melewati jembatan gantung sepanjang 60 meter di atas sungai Cinet. Tak hanya itu, selanjutnya harus juga melewati jalan curam yang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki, dan melintasi jembatan kayu diatas telaga Cinet.
Rasa lelah sebelum menuju lokasi akan terbayar, ketika para wisatawan disuguhi pemandangan indah, di dua tempat terpisah di Kedung Cinet yang menyerupai miniatur Grand Canyon di Colorado Amerika serikat. Lihat saja di lokasi sisi atas berupa deretan palung jurang dan goa di dasar tebing yang berornamen relief berlapis-lapis. Lebih dari itu, seluruh lokasi yang menyatu dengan aliran sungai dikelilingi dinding curam bebatuan khas goa ini bisa dibilang menyerupai stalagtit dan stalagmite.
Sedangkan lokasi di bagian bawah terdapat sebuah telaga berukuran setengah lapangan bola dengan air yang bening di sepanjang alirannya. Tak beda jauh dengan lokasi di bagian atas, seluruh telaga juga terdapat relief bebatuan cadas dengan sudut kemiringan 45 hingga 90 derajat. Tak heran jika lokasi wisata Kedung Cinet kini menjadi primadona pelancong lokal dan luar kota Jombang.
Namun ironis, lokasi wisata potensial seperti Kedung Cinet, hingga saat ini belum tersentuh sama sekali oleh pemerintah setempat. Padahal, jika dioptimalkan pengelolaannya secara profesional akan mampu menyumbang pendapatan asli daerah (PAD). Meski begitu, justru pemuda Karang Taruna Desa Pojok Klitih bersama pihak Perhutani Jombang yang mengelola secara ala kadarnya.
Seperti yang diungkapkan Nasrudin, pengelola sementara kawasan wisata ini. Dirinya menuturkan sampai saat ini pihaknya menggunakan sistem pengelolaan ala kadarnya. ”Sampai saat ini hanya pemuda karang taruna yang menjadi pengelola, itupun kita hanya menarik tarif parkir sebesar Rp 3 ribu,” ujarnya.
Kondisi demikian ini, baik pengelola maupun wisatawan berharap perhatian Pemkab Jombang, untuk membantu peningkatan dan pengelolaan Kedung Cinet. Agar potensi alam yang langka ini bisa meningkatkan perekonomian warga sekitar. “Selain itu, kita berharap pembangunan infrastruktur menuju lokasi ditingkatkan untuk kenyamanan dan keamanan para wisatawan,” harapnya.
Hal senada juga diungkapkan Dodik (25), salah satu pengunjung wisata Kedung Cinet asal Surabaya. Dia menyayangkan untuk akses jalan menuju wisata ini. “Selain jalan masih berupa tanah, minimnya fasilitas juga membuat kawasan wisata tersebut jadi kurang maksimal,” ujarnya. (ari)