Oleh: Ust. Ghozi Rofiuddin SHi *)
Manusia kerap lupa bahwa harta tersebut tidak kekal dan tidak akan dibawa mati. Begitulah jenis manusia jika sudah terlena dengan kenikmatan dunia. Naudzubillah.
Allah SWT berkali-kali mengingatkan hambanya dalam hal harta benda serta kekayaan dunia yang di kaitkan dengan anak keturunannya.
Allah SWT berfirman dalam surah Al Munafiqun ayat 9:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ.
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah SWT. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi”. (QS. Al Munafiqun: 9)
Allah SWT memperingatkan kepada hamba-Nya agar mereka tidak terlena dengan kenikmatan dunia berupa harta dan anak keturunan.
Allah SWT telah menetapkan bahwa harta dan anak keturunan merupakan fitnah dan ujian bagi hamba Nya di dunia.
Bagaimana mereka menyikapi kenikmatan dalam mendapatkan harta dan anak keturunan, apakah dengan kenikmatan tersebut mereka lalai dari ketaatan kepada Allah SWT ataukah dapat mambantu mereka dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT ??
Allah SWT berfirman dalam surah At Taghabun ayat 15 :
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ.
Artinya: “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah lah pahala yang besar”. (QS. At Taghabun: 15)
Rasulallah SAW bersabda:
إن الولد مبخلة مجبنة مجهلة محزنة.
Artinya: “Sesungguhnya anak itu bisa menjadikan bakhil, pengecut, bodoh dan sedih”. (HR. Hakim dan At Thabrani).
Dari hadits diatas dapat disimpulkan ada 4 sifat yang akan datang pada diri seseorang sebagai ujian Allah SWT karena terlena dengan harta dan keluarga yang dimilikinya:
Adapun fitnah harta dan keluarga pada diri seseorang tersebut adalah:
1. Mubkhilah.
Sifat seseorang yang bakhil terhadap harta yang dimilikinya serta mendorong untuk menyimpan hartanya dan enggan untuk menginfakkan hartanya pada jalan Allah SWT kerana takut harta tersebut tidak mencukupi untuk diberikan kepada anak anaknya
2. Mujbinah.
Sifat yang menjadikan seseorang menjadi pengecut dalam menegakkan kebenaran dan takut akan keburukan yang menimpa dirinya dan anak keturunannya
3. Mujhilah.
Sifat yang menyebabkan seseorang malas untuk menuntut ilmu, disebabkan kesibukan terhadap urusan anak-anaknya serta harta bendanya.
4. Mukhzinah.
Sifat yang menjadikan seseorang merasa bersedih dengan musibah atau kesedihan yang menimpa anak-anaknya. Hal ini disebabkan karena besarnya rasa kasih sayang dia terhadap anak-anaknya. Terkadang kesediahn ini menjadi suatu keburukan jika seseorang larut di dalam kesedihan yang berkepanjangan.
Ya Robbi jauhkanlah kami dari pada fitnah kehidupan serta hindarkan kami dari fitnah harta benda dan keluarga. Lindungi kami dari kosongnya keimanan kami karena terlenanya kami dengan dunia dan keluarga. Mudah-Mudahan kami menjadi insan yang bersyukur. Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin.
Wallahu A’lam
Penulis adalah Pengasuh Ponpes Safinatul Huda (Safinda), Bandung, Kec. Diwek, Kab. Jombang. Telp: 085730590626 / 081231953999).