PERAK, KabarJombang.com – Mendengar kuliner sate, tentu kita tertuju pada jenisnya, sate ayam atau kambing, atau sate daging sapi. Tapi, kuliner sate yang satu ini berbeda, yakni sate kuda. Lokasinya, ada di Dusun Ngemplak, Desa Pagerwojo, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang.
Entah apakah hewan kuda identik dengan kekuatan atau hal lain. Konon, mengonsumsi sate kuda dipercaya bisa menambah stamina. Selain itu, juga berkhasiat sebagai obat gatal-gatal, sesak nafas, linu, lemah syahwat, vitalitas dan kejantanan pria.
Beragam khasiat mengonsumsi sate daging kuda tersebut, merupakan ungkapan para pengunjung warung sate kuda setempat. “Bilangnya sih, makan sate kuda banyak manfaatnya, seperti yang saya sebut itu,” tutur Bayu Wijayanto, pemilik warung sate kuda, pada KabarJombang.com, Sabtu (3/10/2020)
Bayu mengatakan, kuliner sate kuda di warungnya adalah satu-satunya di Kabupaten Jombang. Didirikan oleh almarhum bapaknya tahun 1997 silam. Kemudian, tahun 2006 Bayu menggantikan sepeninggal bapaknya. Awalnya, kata Bayu, dari keinginan bapaknya membuka warung yang menyajikan menu berbeda dari lainnya.
“Ide awalnya dulu dari almarhum Bapak, dulu mau jualan makanan yang beda dan gak ada di tempat lain. Karena bapak penggemar sate, jadi diputuskan untuk menjual menu sate kuda. Disamping ada beberapa menu lain,” ungkap Bayu.
Untuk harga satu porsi komplit, Bayu menarif Rp 30 ribu untuk 10 tusuk sate daging kuda beserta nasinya seharga Rp 4 ribu. “Kalau sate kuda mungkin kita hargai agak tinggi, karena harga daging kudanya juga tinggi,” terangnya.
Sementara pasokan daging kuda, Bayu mengatakan didapat dari daerah Kecamatan Gurah, Kabuapaten Kediri. “Itu sudah jadi langganan kami. Kuda-kuda tersebut dari Sumbawa, Nusa Tenggara Barat,” jelasnya.
Bayu mengaku, warungnya buka 24 jam non-stop. Hal ini, katanya, lantaran pelanggannya kebanyakan pelancong yang transit di daerah Perak. “Banyak orang travel-an yang ke sini mampir. Yang sudah tahu pasti cari sate kuda. Orang-orang dari Jawa dan luar Jawa pun pernah mampir ke sini ,” tambahnya
Terkait Covid-19, diakuinya penjualan di tempat makannya mengalami penurunan hingga 30 persen. Mengingat, pelanggannya mayoritas traveling yang saat Covid-19, tidak diperbolehkan.
“Ada penurunan juga, kita terdampak juga apalagi kan sini dibuat transit perjalanan orang-orang. Kalau banyak aktifitas dibatasi, ya pasti ada penurunan. Tapi pelanggan kita Alhamdulillah masih ada,” ujarnya.
Sejak pandemi Covid-19 melanda Jombang, Bayu berterus terang sudah menerapkan protokol kesehatan. Tampak di depan pintu masuk warung, terdapat sarana cuci tangan plus sabun. Selain itu, sebelum meja ditempati pelanggan, Bayu terlebih dulu menyemprotkan meja tersebut dengan cairan pembersih.
“Pelanggan datang ke sini rata-rata sudah memakai masker. Sebelum masuk warung, ya kami sarankan cuci tangan dulu. Juga kami siapkan hand sanitizer untuk pelanggan,” pungkasnya.