KABARJOMBANG.COM – Anggota Komisi X DPR RI, Mohammad Suryo Alam mendorong agar pembangunan sektor pariwisata di Kabupaten Jombang makin berkembang ke depan, Rabu (9/5/2018) siang. Hal itu disampaikannya saat Bimbingan Teknis Destinasi Pariwisata Melalui Penguatan Potensi Wisata Alam Jombang di Hotel Yusro Jombang.
Tidak sendiri, pada agenda tersebut ia turut didampingi oleh pejabat Kementrian Pariwisata Republik Indonesia, serta Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Jombang.
Menurutnya, pembangunan pariwisata di Kabupaten Jombang bisa menjadi program prioritas Jombang ke depan. “Saya harapkan pariwisata menjadi pemantik, menjadi program prioritas ke depan Pemkab Jombang ke depan. Ini saat yang bagus, pas menjelang Pilkada juga, jadi ini pesan, siapapun yang terpilih, supaya pariwisata Jombang maju,” tutur Suryo Alam.
Dijelaskannya, saat ini Kabupaten Jombang merupakan wilayah yang komplit. Dalam artian sudah dan akan mempunyai fasilitas penunjang yang cukup ideal untuk pengembangan pembangunan sektor pariwisata.
“Akses sudah gampang, tol sudah terhubung, jalur kereta api dua trek, bandara hanya satu jam, nanti ada bandara Kediri juga, kalau nggak disiapin dari sekarang, digoyang-goyang dari sekarang, nanti orang hanya lewat saja di Jombang,” jelasnya.
Sebagai salah satu wakil dari Dapil di sini, ia pun tidak ingin orang hanya sekedar lewat di Kota Santri. “Sebagai salah satu Wakil Jombang di DPR-RI, saya tidak mau orang lewat di Jombang hanya sekedar lewat saja,” ungkapnya.
Selain telah ditunjang dengan sejumlah fasilitas akses. Saat ini Kabupaten Jombang juga sudah memiliki wisata religi seperti Makam Presiden Ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Maka, apabila Jombang memiliki destinasi wisata lain. Wisatawan nantinya bukan hanya sekedar singgah lalu berziarah.
“Mereka bisa menginap di sini, bisa lihat indahnya alam, ada budaya yang lain, jadi orang datang (bisa) lebih lama tinggal. Kira-kira gitu lah konsepnya,” imbuhnya.
Terkait adanya sejumlah potensi wisata yang areal pertanahannya masih masuk dalam kawasan Perhutani. Hal tersebut bisa diselesaikan, jika sudah ada proses komunikasi yang baik. Perlu diketahui, hutan yang ada pada kewenangan Perhutani juga ada beberapa klasifikasi.
“Hutan ada klasifikasi, ada hutan produksi, ada hutan wisata, ada hutan rakyat, dan segala macam. Saya kira itu masalah komunikasi saja, ada Perhutani, ada Kementrian Kehutanan, ada Pemda, ada desa, yang perlu ngobrol. Paling-paling buntutnya, harus bareng lah mengelolanya,” terang Suryo Alam. (aan/kj)