Tradisi Silaturahmi, Momen Paling Penting Bagi Warga saat Lebaran Idulfitri

Teks foto : Warga sedang bersilaturahmi saat momen lebaran ke rumah saudara dan orang terdekat (4/5/2022)./Ema/
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Momen lebaran atau hari raya Idul Fitri, kental dengan nuansa kebersamaan, saling memaafkan, berkumpul dengan sanak saudara, makan hidangan khas seperti ketupat dan lontong, opor, dan tidak lupa berkunjung ke rumah-rumah untuk silaturahmi.

Tradisi mengunjungi rumah sanak saudara, tetangga, ataupun orang terdekat saat lebaran mungkin terjadi di beberapa daerah tak terkecuali di Kabupaten Jombang.

Baca Juga

Inilah momen yang terlihat di salah satu rumah warga Dusun Kalianyar Desa Jogoroto, RT 04/RW 04, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Rabu (4/5/2022).

Sudah menjadi tradisi atau kebiasaan yang rutin dilakukan saat momen lebaran, yaitu mengunjungi rumah antar warga maupun keluarga masing-masing.

Tidak hanya berkunjung, biasanya mereka juga membawa bingkisan, buah tangan atau oleh-oleh untuk pemilik rumah yang dikunjungi.

Salah satu warga yang sedang silaturahmi, Ayu Dwi atau kerap disapa Ayu, mengaku melaksanakan silaturahmi sudah lama sejak awal ia pindah rumah di lingkungan Desa Jogoroto.

Bahkan sebelum pindah dari kediaman terdahulunya, Ayu juga sudah melakukan tradisi yang sama saat lebaran yaitu bersilaturahmi.

“Setiap tahun saya dan anak-anak rutin silaturahmi ke tetangga maupun keluarga. Kebetulan tahun ini suami bisa pulang ke rumah, jadi sekalian keliling bersama.Tujuannya ya untuk saling meminta maaf, kemudian menjalin persaudaraan,” ungkap Ayu.

Bisa dikatakan sebagai tradisi turun temurun juga, terutama bagi mereka yang sudah menikah atau berkeluarga mengunjungi yang lebih tua.

Tahun ini, Ayu ditemani suami dan anaknya untuk berkeliling. Awal ia mengunjungi orangtua masing-masing dan keluarga inti, kemudian lanjut ke saudara, orang terdekat, dan tetangga.

Mengingat jumlah keluarga atau orang yang akan dikunjungi sangat banyak, Ayu mengaku biasanya tidak kelar dalam waktu satu hari.

Paling tidak dua atau tiga hari baru selesai, bahkan bisa sampai empat hari jika yang hendak ditemui tidak ada di rumah sehingga harus balik lagi.

“Kalau saya senang saja menjalaninya, karena kan momen setahun sekali. Anak-anak juga senang karena bisa mencicipi jajanan yang beragam, belum lagi jika ada yang memberi angpao lebaran, ya namanya masih anak-anak momen itu yang paling ditunggu,” katanya.

Tidak jauh berbeda, Laily juga melaksanakan tradisi silaturahmi saat momen lebaran. Bahkan bisa sampai berhari-hari karena keluarga dari sang suami maupun dari orangtua Laily sendiri yang jumlahnya cukup banyak dan tempat tinggal tidak satu wilayah.

Mengingat barang bawaan yang banyak saat berangkat silaturahmi, Laily harus menggunakan mobil supaya semua bisa terangkut.

“Kebetulan saya dan suami berasal dari keluarga besar semuanya. Jadi saat momen lebaran dan silaturahmi pasti tidak bisa selesai dalam waktu satu hari. Sudah tradisi, sehingga saya mengikuti saja, lagian momen setahun sekali jadi tidak masalah,” tuturnya.

Adapun untuk oleh-oleh yang biasanya diberikan seperti gula pasir, teh, sirup atau jenis minuman bersoda, cemilan, jajanan kemasan kaleng, buah-buahan, dan lain-lain intinya menyesuaikan kantong masing-masing.

Tapi yang paling utama dalam tradisi tersebut adalah menjalin silaturahmi dan saling memaafkan satu sama lain saat momen lebaran.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait