GUDO, KabarJombang.com – Perayaan Imlek di Klenteng Hong San Kiong Gudo, Jombang, pada Sabtu (2/1/2025) malam berlangsung meriah dan penuh makna. Acara tersebut tidak hanya dihadiri oleh masyarakat Tionghoa, namun juga melibatkan berbagai elemen masyarakat lintas agama, yang mencerminkan semangat toleransi yang kental di daerah ini.
Toni Harsono, Ketua Klenteng Hong San Kiong Gudo, menjelaskan bahwa perayaan Imlek kali ini juga dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan halal bi halal sebagai bentuk keharmonisan dan kerukunan antar umat beragama.
“Perayaan ini diadakan untuk merayakan turunnya dewa dari langit, dan kami juga mengajak masyarakat sekitar untuk berkumpul, berdoa bersama, dan mempererat hubungan antara semua agama di sini,” ujar Toni.
Pada acara tersebut, lagu-lagu seperti Ya Lal Wathon dan Tombo Ati turut diperdengarkan sebagai bentuk penghormatan kepada tamu-tamu yang hadir, terutama tamu dari komunitas Muslim. Ini menjadi simbol betapa klenteng ini tidak hanya menjadi tempat ibadah bagi umat Tri Dharma, tetapi juga ruang terbuka bagi semua agama.
“Pada tahun 2021, Klenteng Hong San Kiong Gudo mendapat penghargaan dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sebagai 76 Icon Pancasila dalam kategori Toleransi Penggerak Lintas Iman. Penghargaan ini menjadi bukti nyata kontribusi klenteng dalam memelihara kerukunan antar umat beragama,” tutur Toni.
Harapan besar pun disampaikan oleh Toni Harsono dan masyarakat setempat untuk tahun yang baru. Mereka berharap agar segala aspek kehidupan, termasuk rezeki dan kesehatan, semakin baik, serta kerukunan antar umat beragama tetap terjalin dengan erat. “Semoga kita semua bisa hidup lebih harmonis di tahun yang baru ini,” harapnya.
Perayaan Imlek di Klenteng Hong San Kiong Gudo ini semakin memperkuat status Jombang sebagai kota yang dikenal dengan semangat toleransi dan keberagaman. Sebagai landmark kota, klenteng ini tidak hanya menjadi simbol agama Tionghoa, tetapi juga lambang dari kerukunan umat beragama yang hidup berdampingan di tengah masyarakat.
Imlek di Klenteng Hong San Kiong Gudo memang sudah menjadi tradisi tahunan yang melibatkan masyarakat luas, tanpa memandang latar belakang agama dan suku. Hal ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Aan Anshori, aktivis toleransi yang juga merupakan perwakilan GusDurian.
Menurutnya, perayaan Imlek kali ini sangat istimewa karena mengajak masyarakat dari berbagai agama untuk berpartisipasi. “Imlek di Gudo bukan hanya milik etnis Tionghoa, tapi juga menjadi ajang untuk merayakan kebersamaan dan ekspresi toleransi antar umat beragama,” ungkap Gus Aan, sapaan akrabnya.
Gus Aan turut hadir di acara tersebut juga menambahkan bahwa Klenteng Hong San Kiong Gudo dikenal sebagai tempat yang terbuka bagi berbagai kalangan, termasuk keluarga besar Gus Dur, yang beberapa kali mengadakan buka puasa dan sahur bersama di Klenteng Gudo ini.
“Ini menunjukkan bahwa klenteng ini bukan hanya milik masyarakat Tionghoa, tetapi juga menjadi tempat yang digunakan untuk memperkuat spiritualitas umat Islam di sekitar,” kata Aan.
Klenteng Hong San Kiong Gudo juga memiliki sejarah panjang dalam mempromosikan toleransi, salah satunya saat rezim Orde Baru yang melarang kegiatan budaya Tionghoa. Klenteng ini tetap mempertahankan tradisi seperti barongsai dan perayaan lainnya, meski di masa itu banyak kegiatan keagamaan Tionghoa yang dibatasi.
“Menurutku itu hal yang luar biasa sehingga landmark Jombang sebagai icon kota toleransi salah satunya tergambarkan di Klenteng Hong San Kiong Gudo ini,” pungkasnya.