Jemaat GKJW Mojowarno Jombang Gelar Perayaan Unduh-unduh, 7 Bangunan Sesembahan Diarak Secara Massal

Foto: Arakan sesembahan unduh-unduh dari peserta perayaan riyaya unduh-unduh di GKJW Mojowarno ( Wahyu/kabarJombang).
  • Whatsapp

MOJOWARNO, KabarJombang.com – Jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Kecamatan Mojowarno Jombang menggelar perayaan unduh-unduh, Minggu (11/5). Perayaan tersebut disambut meriah oleh warga jemaat dan warga lintas agama lainnya.

Hari raya unduh-unduh digelar sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas semua kelimpahan rezeki yang sudah diberikan kepada manusia.

Baca Juga

Acara arakan bangunan sesembahan dimulai pukul 05.30 WIB dengan finish di halaman GKJW.
Nampak terlihat masyarakat mulai berkumpul di ruas jalan raya depan GKJW Mojowarno.

Terdapat 7 bangunan sesembahan dari Pepanthan, blok, hingga RSK Mojowarno. Bangunan tersebut dihiasi oleh hasil bumi. Mulai dari sayuran, padi, dan buah-buahan.

Pendeta GKJW Mojowarno Andri Yono menjelaskan peserta yang ikut terlibat memeriahkan acara unduh-unduh. Mulai dari jemaat gereja hingga tarian kesenian lainnya.

“Masing-masing blok atau cabangnya GKJW Mojowarno antara lain Mojowarno, Mojowangi, Mojoroto, Mojodukuh, Mojojejer, RSK Mojowarno, dan Pepanthan Mojotengah. Masing-masing blok akan membuat satu bangunan unduh-unduh dihiasi dengan hasil bumi serta diambil dari kisah-kisah alkitab. Terdapat tarian kesenian seperti tari bedoyo dan tarian kesenian kuda lumping dari wilayah Mojotengah. Hal itu menunjukkan bahwa kami memberikan peluang besar terhadap para lintas agama dan lintas kebudayaan untuk berkontribusi meriahkan acara riyaya unduh-unduh,” ujar Pendeta Andri Yono.

Selepas acara arakan bangunan sesembahan unduh-unduh, akan dilaksanakan peribadatan unduh-unduh di GKJW Mojowarno yang dipimpin oleh Pendeta gereja Mojowarno.

“Ibadah ini merupakan ibadah rasa syukur karena semua sudah berjalan dengan baik. Perbedaan peribadatan unduh-unduh dengan peribadatan biasanya adalah, dari sisi yang disuguhkan atau ditampilkan. Kalau peribadatan unduh-unduh yang dipersembahkan adalah hasil pertanian berupa padi, buah, dan hasil peternakan. Sedangkan, kalau peribadatan biasanya hanya berupa sesembahan uang, selain itu liturginya atau tatanan peribadatan juga berbeda,” papar Kusno Sekertaris GKJW Mojowarno.

Hasil bumi dari arakan bangunan sesembahan unduh-unduh. Akan dilaksanakan acara pelelangan di lapangan sekolah SMP Kristen YBPK Mojowarno.

“Selepas peribadatan unduh-unduh akan kami lakukan acara pelelangan hasil bumi dari arakan bangunan sesembahan. Namun hasil bumi berupa padi tidak akan ikut masuk kriteria pelelangan Karena butuh proses yang lama seperti pengeringan gabah dan proses lainnya. Jadi pelelangan akan kami fokuskan pada buah-buahan dan hasil peternakan berupa kambing,” ucap Kusno.

Hasil pelelangan akan diserahkan kepada pemangku GKJW Mojowarno untuk dimasukkan ke dalam kas gereja GKJW Mojowarno.

“Hasil pelelangan akan masuk ke kas GKJW Mojowarno sebagai sarana operasional gereja. Tahun kemarin yakni 2024 kami mendapatkan hasil kurang lebih Rp 180.000.000,” pungkas Kusno.

Berita Terkait