MOJOWARNO, KabarJombang.com – Menjelang perayaan unduh-unduh, jemaat GKJW Mojowarno Pepanthan Mojotengah guyub membuat bangunan unduh-unduh dengan tema ungkapan syukur kepada Allah.
Rudi Prasetyo selaku Jemaat GKJW Mojowarno Pepanthan Mojotengah menjelaskan terkait alasan pemilihan tema terhadap bangunan yang mereka pilih saat acara Minggu esok.
“Tema yang kami pilih saat ini adalah ungkapan syukur karena penyertaan Tuhan meskipun dalam kondisi atau situasi apapun. Memperlihatkan betapa kasih Allah selalu ada meskipun kita manusia kadang-kadang sering melupakan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Apabila digambarkan, kami mengambil dari beberapa ayat dan Kitab Yunus ayat 29,” ujar Rudi Prasetyo.
Bangunan unduh-unduh yang sedang dikerjakan bersama-sama oleh para jemaat tidak lepas dengan unsur hasil bumi. Nampak terlihat padi ketan menjadi pilihan jemaat sebagai hiasan atau ornamen.
“Padi ketan sudah menjadi tradisi turun temurun, karena sejak dulu unduh-unduh didasarkan pada sebuah penyertaan Tuhan dimana kita menjalankan kehidupan dari apa yang kita lakukan, kita mengais berkah dan mayoritas masyarakat disini adalah bertani. Sehingga, kami memilih membuat padi sebagai hiasan atau ornamen,” papar Rudi Prasetyo.
Lebih dari itu, Rudi Prasetyo juga menjelaskan keterhubungan sejarah padi di wilayah Mojowarno dengan konsep bangunan unduh-unduh yang mereka pilih.
“Tanaman padi tidak lepas dari sejarah Mojowarno bisa berdiri karena adanya lumbung paceklik. Setiap panen para petani atau warga menyisihkan hasil buminya. Tujuannya adalah untuk menolong warga yang kekurangan. Namun, dari tindakan tersebut bisa terkumpul hingga akhirnya bisa menjadi bangunan gereja, sehingga kami lebih memilih tanaman padi,” jelas Rudi Prasetyo.
Jemaat GKJW Mojowarno Pepanthan Mojotengah menggunakan padi ketan kurang lebih 2,5 Kuintal dengan dana Rp2.500.000. Dana diperoleh dari iuran sukarela para jemaat atau warga yang ikut terlibat dalam acara tersebut.
“Biaya pembuatannya relatif, kalau untuk padinya hanya sekitar Rp2.500.000. Namun, apabila dengan bangunan-bangunannya sekitar Rp3.500.000. Jumlah dana tersebut diperoleh dengan cara iuran karena sebagi bentuk syukur warga bisa diberikan keberhasilan panennya,”ucap Rudi Prasetyo.
Rute arakan bangunan unduh-unduh milik jemaat GKJW Mojowarno Pepanthan Mojotengah akan dimulai dari Gereja Mojotengah kemudian berakhir di GKJW Mojowarno.
“Jarak kami dari sini ke GKJW Mojowarno paling jauh ketimbang blok blok Gereja lainnya. Sehingga, nanti akan kita muat menggunakan mobil pickup dan warga bisa berkumpul kurang lebih 200 Meter dari arah selatan GKJW Mojowarno, kemudian akan kita arak secara bersama-sama menuju GKJW Mojowarno,” tutup Rudi Prasetyo.