KABUH, KabarJombang.com – Meneruskan tradisi ayahnya, Duto (63), salah satu Petani Pepaya di Dusun Pasir, Desa Tanjung Madu, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang ini sukses bertani pepaya.
Di lahannya seluas 0,4 hektar dia sekarang memiliki 1.000 pohon yang saat ini sedang menunggu masa panen.
Duto mengungkapkan, dari hasil bertani buah pepaya ini dalam satu bulan bisa meraup keuntungan Rp 10 juta lebih per bulan. “Buah pepaya ini panennya satu minggu sekali, jadi kalau buahnya bagus sekali panen bisa lima sampai enam kuintal. Satu bulan itu bisa empat sampai enam kali panen,” terangnya kepada KabarJombang.com, Sabtu (18/1/2019).
Tidak seperti ayahnya dulu yang menanam pepaya Thailand, dia saat ini lebih memilih menanam jenis California. Bibit pepaya ini dibeli dari Kediri. “Dulu ayah saya itu nanam pepaya Thailand. Untuk keuntungan yah jauh lebih menguntungkan yang California,” tuturnya.
Pupuk andalan yang dia pakai merawat tanamannya, biasanya, pupuk Bosca, GACL dan TSP. Itu dilakukan setelah 3 bulan pascapenanaman.
Hasil yang didapatkan pun tergantung dari buah yang dihasilkan, dikatakannya, jika buah yang dihasilkan saat panen bagus, dirinya bisa panen sampai satu ton pepaya. “Tergantung dari kualitas buahnya yah mas, ada yang kualitas A dan kulaitas B,” ujarnya .
Dia merinci, kualitas buah A dilihat dari besar pepaya lebih dari 8 Ons, sedangkan untuk kualitas B dibawah dari 8 Ons. Untuk rataan harga per kilo, kualitas A sekitar Rp 2.700 per kilo, dan B seharga Rp 1.500 per kilo.
Bertani buah pepaya, menurutnya, bukannya tanpa kendala. Salah satu kendala yang sering dia hadapi adalah serangan Bunupas, hama yang menyerang bagian daun pepaya.
“Bunupas itu menyerang daunnya, biasanya sampai kering. Antisipasinya ya kalau tidak di tebang kemudian disulami, ya disemprot menggunakan antrakol,” jelasnya.