MOJOWARNO, KabarJombang.com – Covid-19 sangat berdampak pada seniman tradisional. Sejumlah job terpaksa dibatalkan dan beralih ke pekerjaan lain agar tetap bisa bertahan. Hal ini diungkapkan M Shulihil Amin alias Cak Ukil, rekan main Cak Silo di akun Youtube “Nano Bukan Permen”.
“Seniman sangat merasakan dampak Covid-19, terutama seniman tradisional. Contohe ludruk, wayang, dan sejenisnya. Berhenti total,” katanya, Jumat (3/7/2020).
Menurut Cak Ukil, sejak tanggal 16 Maret 2020, ia dan timnya mulai libur. Efeknya tidak keluar rumah sama sekali. Akhirnya, undangan manggung banyak yang dibatalkan. Seperti undangan manggung di Pesantren Darul Ulum Rejoso, Peterongan, Jombang, akhir Maret 2020 lalu.
“Acara di BBS TV setiap hari Jumat juga dibatalkan, program pengadilan rakyat namanya. Baru Jumat depan ini mau syuting kembali. Pernah syuting dua episode di bulan puasa. Setelah itu kosong semua,” tambah suami dari Fera ini.
Saat ini, lanjut Cak Ukil, banyak pelawak dan seniman yang bantir setir ke pekerjaan lain. Sementara ia lebih fokus mengajar. Sejak 2019 lalu, ia mengajar di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Salafiyah Syafi’iyah Tebuireng. Selain itu, mulai 2016 mengajar di MTs Najatuddaroini.
“Saya lebih sibuk ke mengajar saat ini, dan menguras tabungan. Gaji mengajar Rp 700 ribu, padahal satu anak untuk susu dan lainnya butuh satu juta,” imbuh Cak Ukil.
Namun menurut Cak Ukil, sejak bulan Juni 2020 ini sudah ada perubahan 35-40 persen ke arah normal karena ada undangan sosialiasi New Normal sebagai talen, tapi undangan on air belum.
Undang tersebut datang dari Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Timur, Polisi Daerah Jawa Timur, LazisNU Jombang, Yayasan Yalatif Jombang dan Polisi Resort Lamongan. “Penghasilan berkurang bisa-bisa 100 persen selama Covid-19 ini. Namun ini mulai sedikit normal sekarang,” ujar putera bungsu pasangan M Natiq dan Siti Rochmah ini.
Agar tetap produktif berkarya selama Covid 19, Cak Ukil dan timnya lebih aktif di Youtube. Video dinaikkan setiap hari Kamis dan Minggu. Efeknya, pengikut akun Youtube-nya sehari bisa nambah 10-20 ribu subscribe. Sekarang ada 269 ribu pengikut.
Pria kelahiran Gedangan, Mojowarno, 31 Januari 1986 ini menjelaskan niatnya memasuki dunia Youtube karena menghibur saja, tidak cari uang, agar semua orang bisa melihat. Namun dalam berkarya, ia dan Cak Silo memiliki syarat. Yakni tidak bicara kotor, pornogrofi, dan tidak eksplor bodi perempuan, karena ini haram bagi Cak Silo, lawan mainnya sekaligus guru dalam dunia seniman.
“Makanya kita mencoba mengikuti perkembangan zaman dan teknologi tanpa meninggalkan pakem-pakem kesenian tersebut. Biar tidak kehilangan penonton,” ungkap Cak Ukil.
Cerita Cak Ukil, darah seninya turun dari neneknya bernama Siti Asiyah. Kemudian ia belajar teater saat kuliah di STKIP PGRI pada 2005 di teater Ringin Contong dan Komunitas Tombo Ati. Ia mulai adu akting dengan Cak Silo saat manggung di BBS TV tahun 2019.
“Saya ingin merdeka dan bermanfaat. Jika melakukan sesuatu yang penting ikhlas tanpa tendensi. Dan selama bermanfaat buat orang banyak, saya lakukan,” tandas Cak Ukil.