JOGOROTO, KabarJombang.com – Wabah Covid 19 yang melanda, tak hanya membawa dampak negatif. Di tangan seorang ibu rumah tangga asal Desa Janti Kecamatan Jogoroto, wabah ini justru membawa berkah tersendiri. Tak tanggung-tanggung, berkat ide gemilangnya ini, dia mampu meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah dalam hitungan hari.
Dewi Anisa pengusaha perempuan yang selama ini menggantungkan hidup dari mencetak undangan dan pembuatan souvenir. Bisnis ini sudah dilakoni sejak lima tahun silam. Tak ada yang menonjol dari usaha yang ditekuninya tersebut. Omzet yang diperoleh pun masih dalam hitungan normal laiknya pengusaha cetak dan pembuatan souvenir yang laen.
Namun badai itu datang dengan cepat. Wabah ini tidak hanya menggoncang kehidupan normal. Tetapi juga mampu menggilas seluruh sektor usaha yang ada. Begitu pula dengan usaha yang ia tekuni. Larangan menggelar hajatan secara otomatis menutup seluruh mata pencahariannya. “Usaha saya tutup total, tabungan mulai menipis. Ini yang kemudian harus memaksa saya memutar otak,” terang Dewi Anisa nama lengkap ibu rumah tangga ini, sabtu (6/6/2020) ditemui dikediamannya.
Pasca lebaran lalu, menjadi titik balik perjuangannya melawan pandemi. Tingginya permintaan akan face shield alias penutup muka transparan, dianggap menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Dengan sisa tabungan yang dimiliki, dia membeli face shield dan mencoba memproduksi sendiri. Hasilnya, belum genap satu bulan omzet yang diraup mencapai Rp 90 juta.
“Usaha ini baru berjalan 10 hari, setiap hari selalu ada pesanan yang masuk. Rata-rata yang pesan itu dari reseller undangan dan souvenir saya dulu,” ujarnya. Sekali pemesanan, menurutnya bisa mencapai 500 – 800 biji. Tidak hanya pelanggan lama, Dewi juga menyebut pesanan kini melayani yayasan pendidikan, sekolah, bahkan apotik serta toko-toko retail.
“Saat ini produksi hanya berdasar pesanan saja. Pengiriman sementara sudah ke berbagai kota di Indonesia,” ungkap Dewi. Karena masih hitungan hari, Dewi belum menghitung laba bersih yang ia terima. Akan tetapi ia memastikan, dalam jangka 10 hari produksi 9000 biji face shield yang telah dikirim.
Dia pun tak segan berbagi cara pembuatan face shield miliknya. Untuk kaca pelindung, menurut Dewi, berbahan dasar mika dengan ketebalan 0,40 mm. Mika khusus ini ia datangkan langsung dari Surabaya. Selain mika, Dewi juga menggunakan busa sebagai bantalan di kepala serta stiker anti air sebagai pelindung luar. Ukuran fave shield produksi Dewi sendiri all size dewasa dan all size anak. Ada dua model face shield yang diproduksi. Fleksible (bisa dibuka dan tutup seperti helm), dan paten (tidak bisa dibuka tutup).
Harganya pun cukup murah. Untuk para pemesan yang menjual kembali face shield miliknya, Dewi mematok harga Rp 11 ribu untuk ukuran anak dan Rp 12 ribu untuk dewasa. “Kalau yang model fleksible untuk anak Rp 15 ribu, kalau dewasa Rp 18 ribu,” ulasnya. Kendati demikian, meski bisnis ini memberikan keuntungan dengan cepat, Dewi mengaku akan tetap kembali pada usaha lama dia, apabila wabah ini berakhir.