Mengenal Sosok Maulana Sayyid Ismail, Pengawal Putri Cempo di Janti Jogoroto Jombang

Pintu gerbang masuk menuju makam Maulana Sayyid Ismail di Desa Janti, Jogoroto, Jombang. (Diana KN).
  • Whatsapp

JOGOROTO, KabarJombang.com- Dari beberapa makam Wali atau tokoh agama di Jombang. Ternyata ada juga yang dianggap Wali, namun hampir tidak diketahui orang, adalah makam Maulana Sayyid Ismail. Konon, ceritanya dia adalah pengawal Putri Cempo di masanya.

Selain itu, sosok Sayyid Ismail masih ada hubungannya dengan makam Wali terkenal di Mojokerto yaitu Troloyo. Hal tersebut dituturkan Juru Kunci makam Sayyid Ismail, Abdul Madjid tentang sosok kewalian Sayyid Ismail di Dusun/Desa Janti, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang.

Baca Juga

“Mbah Sayyid Ismail atau Mbah Janti ini masih ada hubungannya dengan Mbah Troloyo. Tapi menurut cerita juga sebagai pengawal Putri Cempo waktu itu. Namun untuk lengkapnya bagaimana Sayyid Ismail ini yang sampai sekarang belum diketahui lebih jelas,”tuturnya pada KabarJombang.com Jumat (23/4/2021).

Kisah Putri Cempo sendiri menurut beberapa informasi berhubungan dengan masuknya ajaran Islam dalam Kerajaan Majapahit dengan munculnya beberapa Wali di Jawa yang salah satunya adalah Sunan Bonang.

“Sebenarnya kalau tahu ada makam Wali disini sudah diketahui masyarakat sekitar. Dengan berbagai petunjuk yang ada dan sering dibuat tempat tahlilan sama orang sini. Tapi semenjak didatangi Gus Dur sekitar tahun 2000 semakin tahu siapa Mbah Sayyid Ismail,”kata Abdul.

Setelah didatangi Mantan Presiden Abdurahman Wachid (Gus Dur) tersebut, nama Sayyid Ismail semakin dikenal diluar daerah tersebut. Peziarah mulai berdatangan hingga jamaah di makam tersebut menentukan hari setiap Jumat Kliwon, mereka berkumpul berdoa bersama.

“Sekitar tahun 2004 atau 2005 mulai ramai dan di bangun atapnya. Itu dulu masih terpal dan sekarang bangunan teras permanen dan hingga sekarang begitu,”singkatnya.

Selain mempunyai suasana makam wali di tengah makam penduduk setempat. Di area makam Sayyid Ismail didapati mata air yang tidak pernah habis yang konon katanya air tersebut bersumber dari Sunan Ampel Surabaya.

“Air itu memang tidak pernah habis meskipun musim kering atau hujan. Dulu ceritanya waktu mau masang tiang untuk teras di depan makam Mbah Sayyid itu kok ambles terus dan saat itu dilihat ternyata tiba-tiba ada sumber air yang keluar. Memang ceritanya aliran airnya dari Sunan Ampel karena arah sumbernya berbeda dengan milik masyarakat setempat,”ungkapnya.

Terkait dengan kemunculan air yang tidak pernah habis tersebut. Ternyata Gus Dur sangat menyukai air tersebut yang dimana tidak ditemukan di makam wali yang ada di Jombang lainnya.

“Waktu datang kesini Gus Dur itu gak mau kalau disuguhi air mineral atau air botolan itu. Orangnya lebih milih air sumber itu. Terus kalau kesini ngambil airnya untuk dibawa pulang biasanya saya tahu itu pernah sampai dua kali,”pungkas Abdul.

Beredar informasi pula bahwa sumber mata air tersebut selain jernih juga dapat digunakan untuk kesehatan atau kesembuhan. Namun kebenarannya kembali lagi kepada diri masing-masing. Karena yang berhak memberikan kesehatan dan kesembuhan hanyalah Sang Pencipta.

 

 

 

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait