Sapa Anggota Barikade Gus Dur di Jombang, Yenny Wahid Singgung Soal Kudeta  

foto : Yenny Wahid saat menyapa peserta apel barigade gus dur di lapangan unhasy jombang. (Anggit Pujie Widodo)
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Yenny Wahid, putri dari KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur hadir di Apel Siaga Barikade Gus Dur Jawa Timur, dalam peringatan hari lahir KH Abdurrahman Wahid di Lapangan Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy), Kamis (7/9/2023).

Dalam sambutannya, Yenny mengatakan bahwa hari lahirnya Gus Dur itu misterius. Karena lahirnya Gus Dur, disebutnya misteri dan ada dua versi.

Baca Juga

“Kalau kita buka di wikipedia, hari lahir Gus Dur itu tanggal 4 Agustus, aslinya 7 September 1940 tapi karena sudah kadung tercatat di KTP 4 Agustus tidak masalah. Dan hari ini kita menghadiri hari lahir Gus Dur yang asli yakni 7 September 1940,” ucapnya.

Menurutnya, Gus Dur memang sudah tiada sejak lama, namun karomahnya masih bisa menggerakkan masyarakat untuk hadir di setiap kegiatannya. Peserta yang hadir pun beragam, mulai dari orang tua, pemuda, remaja hingga anak-anak. “Ada yang hatinya masih muda tapi sudah tergerak untuk hadir di kegiatan,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Yenny juga sempat menyanyikan sebuah tembang lagi yang mengingatkan akanhakikat kehidupan, tentang yang maha kuasa dan makhluk-makhluk nya. Antara sang pencipta dan yang dicipta.

“Kalbu kita adalah hal yang menuntun kita, kita tau ada sesuatu yang keliru. Kalbu tidak dapat dibohongi. Gus Dur ketika memimpin, itu memimpin dengan hati untuk masyarakat banyak,” katanya.

Masih kata Yenny, dalam memimpin umatnya, Gus Dur dituntut oleh kaidah fiqh. Kebijakan seorang pemimpin harus berhubungan langsung oleh kesejahteraan rakyat yang dipimpinnya.

“Karena itulah rakyat merasakan kedekatan. Kebijakan Gus Dur bukan untuk kepentingan diri sendiri tapi untuk masyarakat banyak,” lanjutnya.

Itulah kemudian, kata dia, pada ‘Roso’ atau rasa tetap melekat. Hati bertaut, meskipun tidak kenal secara pribadi. “Tapi, kita semua disatukan oleh perasaan, karena kecintaan kita kepada Gus Dur dan leluhur di atasnya,” tuturnya.

Karena kita semua diikat oleh hati perasaan, kecintaan kita semua berkumpul disini. Hati tidak boleh dilupakan dalam langkah menjalani kehidupan dan tindakan kita. Apalagi di zaman yang sekarang serba membingungkan.

Sekarang era distrupsi, kata Yenny,  yang salah jadi benar, yang benar bisa jadi salah. Tak lupa ia juga sempat menyinggung perihal kudeta Gus Dur saat masih menjabat sebagai ketua umum partai politik kala itu.

Yenny juga menyinggung soal tokoh yang mengkudeta Gus Dur, namun, ia tidak menyampaikan siapa tokoh tersebut, karena ia merasa semua masyarakat sudah mengetahui.

“Mengkudeta Gus Dur kok merasa di kudeta. Kita tau semua itu, tanpa harus mengetahui siapa yang berbuat. Tapi kita maafkan karena apa, karena itu yang di tauladan kan oleh Gus Dur,” katanya.

“Kalau ingin tetap berbohong, tidak apa-apa, sebagai saudara saya hanya mengingatkan. Tapi coba fokus dulu sama kasus hukum yang dihadapi. Karena ini tauladan Gus Dur adalah memaafkan jembar seperti samudera,” tambahnya diiringi sorak Sorai peserta yang hadir.

Manusianya harus di maafkan, tetapi kelakuan yang merugikan masyarakat harus diluruskan. Ia pun menghormati keputusan itu dan kita doakan agar cepat terbuka hatinya.

Tak lupa ia juga mengingatkan,  sesama warga negara harus saling menghormati satu sama lain.

“Indonesia ini dikatakan akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia tahun 2045 nanti. Indonesia akan mencapai masa keemasan, kekuatan ekonominya akan tumbuh. Kalau Indonesia mau masuk di masa keemasan. Itu harus dengan persiapan yang kuat. Manusia nya harus dipersiapkan dengan kemampuan yang baik dan harus di fasilitasi,” ungkap.

Negaranya harus tentram supaya bisa sejahtera, tidak ada konflik dan polarisasi di masyarakat. Tidak ada lagi orang kemudian baku hantam. Karena jika sampai itu terjadi, negara kita tidak bisa membangun, tidak bisa mencapai masa Indonesia emas.

“Untuk mencegah konflik, yang diajarkan Gus Dur adalah kita harus menghormati satu sama lain. Gus Dur itu tidak sembarangan. Bayangkan saja, di kampung kita antara penduduk dari timur, Utara terus konflik. Kira-kira apakah ekonomi bisa berkembang jika terus seperti itu?,” jelasnya.

Sedikit, ia pun menceritakan kisah masa lalu Gus Duru. Dulu, ketika Gus Dur menggandeng etnis non muslim memang mendapatkan hujatan, tapi saat ini hal itu mulai di tiru oleh negara-negara luar.

“Saya beberapa hari yang lalu baru saja pulang dari UEA yang notabene disana warga Arab.  Disana saya melihat ada Kementrian Toleransi, dengan tujuan agar warga non muslim bisa beribadah dengan tenang. Sebelum negara luar melakukan itu, Gus Dur sudah melakukan itu. Karena beliau percaya Indonesia bisa menjadi pionir dalam berbagai hal termasuk toleransi,” pungkasnya.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait