Pantauan Hilal di Jombang Masih Terhalang Mendung, Kemenag Tunggu Sidang Isbat untuk Tentukan 1 Ramadan 1446 H

Foto : Muhajir, Kepala Kantor Kemenag Jombang saat memantau hilal 1 Ramadan 1446 H di rooftop Bank Jombang Tower. (Kevin Nizar)
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Jombang, pada Jum’at (28/2/2025) melakukan Rukyatul Hilal yang berlangsung di Rooftop Bank Jombang Tower, Jalan Presiden KH. Abdurrahman Wahid No.153, Candi Mulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang. Rukyatul Hilal dilakukan pada pukul 17.00 WIB untuk memantau penetapan awal bulan Ramadan 1446 Hijriyah.

Muhajir Kepala Kantor Kemenag Jombang menjelaskan bahwa kegiatan Rukyatul Hilal kali ini dilaksanakan di tempat yang lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi tahun sebelumnya di Masjid Mambaul Maarif, Denanyar, Jombang. Namun, meskipun berada di lokasi yang lebih tinggi, cuaca mendung menghalangi pengamatan hilal, dan hingga saat ini hilal belum terlihat di titik pantau Jombang.

Baca Juga

“Cuaca mendung saat ini menyulitkan proses pengamatan hilal, sehingga belum ada temuan hilal di titik pantau Jombang. Kami masih menunggu hasil sidang isbat yang akan dilakukan oleh pemerintah untuk penetapan 1 Ramadan,” ujar Muhajir.

Di Jawa Timur, terdapat sekitar 35 titik pantau untuk Rukyatul Hilal, dan proses serupa juga dilakukan di provinsi lain. Pemerintah pusat akan mengumumkan hasil sidang isbat nanti malam untuk menentukan tanggal 1 Ramadan 1446 Hijriyah.

Muhajir menambahkan, selain metode Rukyatul Hilal yang dilaksanakan hari ini, ada juga metode penentuan awal bulan Ramadan menggunakan Hisab, yang lebih bergantung pada perhitungan matematis. Sebagai contoh, Muhammadiyah dan beberapa pondok pesantren lainnya telah memutuskan bahwa 1 Ramadan 1446 Hijriyah jatuh pada tanggal 1 Maret 2025.

“Namun, sebagian ulama masih berpedoman pada hadis yang menyatakan bahwa puasa dan berbuka harus berdasarkan pengamatan hilal. Oleh karena itu, meskipun ada perhitungan tanggal, kami tetap melakukan Rukyatul Hilal,” kata Muhajir.

Rukyatul Hilal kali ini juga melibatkan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Jombang, Organisasi Masyarakat (Ormas) seperti NU, LDII, serta perwakilan dari perguruan tinggi, Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI), dan Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI). Beberapa perwakilan dari madrasah yang telah mempelajari ilmu falak juga turut serta dalam pengamatan hilal ini.

Muhajir menjelaskan bahwa meskipun sebagian besar muhasib menggunakan teori wujudul hilal untuk menentukan tanggal 1 Hijriyah berdasarkan perhitungan, keputusan MABIMS (Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura) mengharuskan adanya syarat imkanurrukyat, yaitu hilal harus terlihat pada ketinggian minimal 3 derajat di atas ufuk. Hal ini menjadi acuan bersama untuk penetapan awal Ramadan di kawasan Asia Tenggara.

“Setelah kegiatan Rukyatul Hilal selesai, laporan akan disampaikan kepada Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Jawa Timur dan Kemenag Pusat untuk bahan sidang isbat penetapan 1 Ramadan. Dengan demikian, meskipun hasil pengamatan hilal di Jombang belum dapat dilihat, keputusan tentang awal Ramadan 1446 Hijriyah akan tetap mengikuti keputusan pemerintah pusat melalui sidang isbat malam ini,” pungkasnya.

Berita Terkait