Mengenal Rangkaian Hari Raya Nyepi Umat Hindu di Jombang

Pura Guna Dharma, Desa Jarak, Kecamatan Wonosalam, Jombang. (Anggraini).
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com- Tahun baru Saka 1943 saat ini jatuh pada Minggu (14/3/2021). Setiap tahun baru Saka umat Hindu di Indonesia termasuk di Kabupaten Jombang melaksanakan tradisi Nyepi.

Ketua PHDI Jombang, Juwadi memaparkan, untuk melaksanakan Hari Raya Nyepi ada empat rangkaian ritual atau tahapan yang harus dilewati baik sebelum, saat perayaan, maupun sesudah Hari Raya Nyepi, yakni:

Baca Juga

  1. Upacara Malesti

Pelaksanaan upacara Malesti atau yang disebut Melis ini dilakukan dua hari sebelum Hari Raya Nyepi tiba. Dengan beramai-ramai pergi menuju laut, danau, atau sumber mata air yang disucikan untuk melaksanakan sembahyang.

“Namun, karena di Jombang pantainya jauh. Jadi, kita laksanakan di sumber mata air yang ada di Dusun Tegalrejo, Desa Jarak, Kecamatan Wonosalam, Jombang tanggal 11 Maret 2021 kamarin,” kata Juwadi.

Makna dari upacara Malesti ini bertujuan untuk menyucikan diri dengan melebur segala macam kekotoran pikiran, perkataan dan perbuatan. Yang dihanyutkan bersama air sebagai lambang penyucian diri atau yang disebut Angemet Tirta Amerta.

  1. Upacara Tawur Kesanga

Upacara Tawur Kesanga atau Mecaru dilaksanakan sebelum Hari Raya Nyepi umat Hindu. Dimana dalam upacara ini ditandai dengan adanya pawai Ogoh-ogoh yang diarak di setiap desa.

“Dalam Tawur Kesanga biasanya kita meriahkan dengan tarian ogoh-ogohnya. Tapi karena pandemi Covid-19 kita hanya sebatas ritual atau upacaranya saja,” ungkapnya.

Untuk Ogoh-ogoh merupakan manifestasi simbolis dari Bhuta Kala dan Bhur Loka yang menggambarkan sifat negatif dan jahat manusia.

Oleh sebab itu, bentuk Ogoh-ogoh selalu menyeramkan dan setelah diarak Ogoh-ogoh dibakar dikembalikan keasal mulanya.

  1. Hari Raya Nyepi atau Catur Brata Penyepian

Dalam Hari Raya Nyepi ini dilakukan selama 24 jam atau satu hari penuh dengan dimulai pada pukul 06.00 WIB pagi hingga 06.00 WIB keesokan harinya.

Umat Hindu dalam merayakan Nyepi, ada empat pantangan yang wajib dilakukan yakni Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelungan, dan Amati Lelanguan.

“Amati Geni itu tidak meyalakan lampu dan harus melawan hawa nafsu, Amati Karya tidak melakukan kegiatan apapun, hanya bermeditasi dan melakukan penyucian rohani,” jelasnyanya.

“Kemudian Amati Lelungan itu tidak bepergian termasuk pikiran tidak berkhayal kemana-mana. Hanya berdiam diri saja di rumah diikuti dengan meditasi dan renungan. Dan Amati Lelanguan tidak menikmati dan menghentikan segala kesenangan duniawi,” imbuhnya.

  1. Ngembak Geni

Untuk Ngembak Geni ini pelaksanaanya dirayakan satu hari setelah Hari Raya Nyepi sebagai penutup atau tanda berakhirnya Nyepi.

Dengan melaksanakan sembahyang pada pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB di Pura masing-masing. Kemudian melakukan kunjungan atau silaturahmi ke rumah tetangga, saudara, dan kerabat.

“Jadi, Ngambek Geni untuk di Pura Guna Dharma kita laksanakan besok, hari Senin (15/3/2021) pukul 07.00 WIB. Tapi tergantung Pura masing-masing juga, setelah itu kita silaturahmi ke tetangga-tetangga,” kata Sutris Ketua PDHI Dusun Tegalrejo, Desa Jarak, Kecamatan Wonosalam, Jombang, saat ditemui di Pura Guna Dharma.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait