JOMBANG, KabarJombang.com – 302 desa, dan 4 kelurahan yang berada di Kabupaten Jombang sudah dijajaki H Warsubi-KH Salmanudin Yazid, Paslon Nomor Urut 2 dalam Pilkada Jombang 2024. Terik panas matahari dan deras hujan tak menghalangi antusiasme masyarakat untuk bertemu dengan calon Bupati dan calon wakil Bupati Jombang itu.
Selama kurang lebih 4 bulan terakhir, Warsubi dan Gus Salman mencoba untuk mendatangi semua desa dan kelurahan di Jombang untuk bertemu langsung dengan warga. Ada yang didatangi keduanya, ada pula yang didatangi salah satunya agar semua desa bisa dijangkau.
Meski tidak semua warga desa bisa terlibat, setidaknya sebagian masyarakatnya bisa mengutarakan aspirasi terkait problem-problem di desanya pada calon Bupati dan calon wakil Bupati Jombang itu.
Dalam Pasar Rakyat Warsa Jatipelem yang dilakukan September lalu misalnya, masyarakat percaya bahwa pasangan ini mampu membawa perubahan. Sebab keduanya sudah memenuhi kriteria yang mereka inginkan. Selain itu, Warsubi juga dikenal dermawan sejak dulu.
Jumaroh, salah satu warga Jatipelem, menyatakan keyakinannya terhadap pasangan ini. Karena itu ia akan sangat mendukung untuk pasangan WarSa supaya bisa menang dalam Pilkada Jombang 2024.
“Mereka sudah terbukti memiliki kepedulian terhadap masyarakat. Kami yakin, di tangan mereka, Jombang bisa lebih baik. Pilih nomer 2, Warsubi – Salman, menang-menang-menang,” teriak Jumaro disambut riuh warga yang hadir.
Yang menarik, Pasar Rakyat Warsa ini bukan hanya sekedar menjadi “Pasar” tapi juga momentum bahagia rakyat bertemu calon pemimpinnya. Selain itu, Warsubi-Salman menjadi semakin mantap menjawab aspirasi rakyat dengan program dan kerja nyata setelah mengetahui kondisi masing-masing desa.
Masyarakat desa yang didatangi, mulai dari desa Kabuh, Ngusikan, Wonosalam hingga Plandaan dan yang terbaru di Tambakrejo menyebut jalanan rusak sebagai problem nomor satu untuk segera diatasi.
Tercatat dalam data Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Jombang, hingga triwulan II 2024, jalan rusak di Kabupaten Jombang mencapai 288 kilometer (km). Nyaris seperti jarak Kabupaten Jombang-Kota Semarang. Jumlah jalan rusak itu, dihitung dari total panjang jalan kabupaten mencapai 1.200 km.
Data tersebut mengungkap, terjadi peningkatan panjang jalan rusak yang berada di bawah wewenang Pemkab Jombang sepanjang tiga tahun terakhir (2021-2023).
“Jika terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Jombang, kami akan melakukan pembangunan jalan poros desa dan kabupaten dengan standar hot mix dan/atau beton. Akan ada program Mandor Jalan (Satuan Tugas Pekerjaan Umum). Semoga semua pembenahan jalan di Jombang bisa selesai minimal 90 persen, maksimal 100 persen dalam kepemimpinan Warsubi-Salman,” ujar Warsubi baru-baru ini saat hadir di Pasar Rakyat WarSa bersama Spekal, Senin (18/11/2024).
Selain persoalan infrastruktur jalan, Warsubi-Salman juga disambati persoalan lapangan pekerjaan oleh masyarakat desa.
Untuk diketahui, dalam data BPS Jombang penduduk laki-laki yang notabenenya sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga justru menjadi kelompok yang mengalami kenaikan jumlah pengangguran sebesar 0,63%.
Total jumlah pengangguran yang masih belum teratasi di Kabupaten Jombang sebanyak lebih dari 35 ribu jiwa, dengan rincian 9.522 lulusan SD, 9.084 lulusan SMK, 7.918 lulusan SMP, 6.020 lulusan SMA, dan 2.790 lulusan perguruan tinggi.
Penduduk dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah menyumbang angka pengangguran tertinggi. Sedangkan lulusan sekolah kejuruan yang diharapkan mampu terserap maksimal di pasar kerja justru menyumbang angka pengangguran tertinggi kedua.
Dalam Program Warsubi-Salman, UMKM naik kelas menjadi 1 program utama mengatasi pengangguran di Jombang. Tidak butuh modal besar, UMKM bisa menjawab persoalan pengangguran. Apalagi, Warsubi melihat ada banyak anak muda, utamanya gen millenial, gen X hingga gen Z yang memilih untuk berwirausaha dibanding harus bekerja di Pabrik atau instansi.
“Banyak anak-anak muda Jombang sekarang yang lebih memilih beriwirausaha. Ini bisa menjadi jawaban untuk persoalan pengangguran Jombang. Ini perlu kita tingkatkan lagi dengan program UMKM naik kelas yang menjadi program Warsubi-Salman. Bentuknya bisa beragam. Ada program pendampingan dan pelatihannya,” ujar Warsubi dalam setiap momentum Pasar WarSa.
Tak cuma itu, Pasar Rakyat WarSa juga menjadi salah satu jalan bagi Warsubi-Salman untuk mengetahui potensi masing-masing desa. Sebab, bukan tanpa alasan, dalam program Warsubi-Salman terdapat tambahan dana pembangunan desa sebesar 800 juta hingga 1 miliar per desa per tahun yang pemberiannya akan didasarkan pada RPJMDes.
Dana ini bisa digunakan untuk pembenahan infrastruktur desa, pemberdayaan masyarakat hingga mengembangkan potensi masing-masing desa.
Salah satu desa yang memiliki potensi wisata adalah Ngusikan. Wisata religi Dewi Kilisuci yang berada di Gunung Pucangan, Desa Cupak, Kecamatan Ngusikan ini berada di utara Sungai Brantas Jombang. Meski cukup ramai dikunjungi wisatawan baik dari Jombang maupun luar Jombang, sayangnya, pengelolaannya masih sangat sederhana.
“Bentuk kepedulian kita pada sektor pariwisata religi di Ngusikan adalah dengan mempromosikan serta memperbaiki sarana prasarananya. Juga bekerja sama dengan pihak-pihak terkait,” ujarnya saat berziarah ke makam di sela-sela kegiatan Pasar Rakyat Warsa Ngusikan, Minggu (13/10/2024) lalu.
Menurutnya, tambahan dana desa bisa sekaligus untuk meningkatkan potensi wisata masing-masing desa di Kabupaten Jombang. Selain tentu saja tetap melibatkan pemerintah kabupaten dan dinas-dinas terkait.
Pasar rakyat Warsa kini sudah selesai dilakukan, euforia masyarakatnya masih terasa hingga hari ini. Keinginan masyarakat untuk bisa lebih dekat dengan calon pimpinannya lalu mengobrol gayeng juga sudah dilakoni. Menjelajah seluruh desa dan kelurahan dengan tekad kuat untuk membangun Jombang adalah visi misi Warsubi-Salman.
Seperti ungkapan Martin Luther Jr, seorang filsuf Jerman, kepemimpinan tidak pernah naik dari bangku ke mimbar, tetapi selalu turun dari mimbar ke mimbar. Warsubi- Salman adalah contoh nyata pemimpin yang ingin memahami kondisi masyarakatnya hingga rela untuk datang ke pelosok-pelosok, melihat kondisi nyata masyarakatnya.