Tuntut Belajar Tatap Muka di Sekolah, Emak-Emak di Jombang Berunjukrasa

Demo emak-emak di Jombang desak belajar tatap muka di sekolah di mulai. (Foto: Muji Lestari ).
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Menganggap Kegiatan Belajar  Mengajar (KBM) menggunakan sistem online tidak efektif. Puluhan emak-emak berunjukrasa ke kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jombang.

Dalam aksinya pada Jumat (28/8/2020) pagi itu, puluhan emak-emak itu sambil membentangkan  sejumlah poster, mendesak sistem belajar tatap muka di sekolah segera dimulai.

Baca Juga

Menurutnya, selain tak efektif, para pedemo juga menyebut sistem belajar online selama masa pandemo Covid-19 ini justru membuat hafalan materi pelajaran anak-anak mereka semakin hilang.

Menurut salah seorang pendemo Jeffy, belajar tatap muka ditengah wabah virus corona itu bisa dilaksanakan dengan berbagai cara. Dia mencontohkan, belajar dengan sistem shift atau bergantian dan menerapkan protokol Covid-19 di kelas.

Dikatakan Jeffy jika misalkan di kelas itu jumlah siswanya 20 orang, bisa dibagi dua. Caranya jaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan.

“Siswa diwajibkan memakai masker, bawa handsanitizer, sarung tangan, dan lain-lain, kemudian bawa bekal makan minum sendiri tidak boleh bergantian,” ujar Jeffy.

Sementara itu, sistem belajar online di Jombang sudah berlangsung selama sekitar lima bulan sejak masa pandemi covid-19. Belajar di rumah ini sebagai salah satu langkah memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Hanya saja, setelah berjalan beberapa bulan, para wali murid justru menilai kebijakan itu tidak efektif. Pasalnya, anak-anak mereka justru kehilanga pendidikan karakter dari guru-gurunya.

“Penyampaian kasih sayang guru kalau online itu tidak akan didapat, tidak sama dengan tatap muka,” terangnya.

Jeffy juga membeber beberapa alasan lain bahwa belajar tatap muka sudah aman dilaksanakan. Sebab, beberapa sektor lain yang justru dianggap cukup rawan menjadi klaster penyebaran virus corona, namun sudah beroperasi. Seperti tempat wisata dan pasar.

Menurut Jeffy, lingkungan sekolah malah memiliki area dan ruang gerak yang cukup kecil. Sebab, orang-orang yang keluar masuk di lingkungan sekolah ini lebih jelas asalnya.

Ditambahkan  Jeffy, jika menunggu zona aman, semua aspek juga harus dilakukan, seperti tempat wisata, pasar dan pusat perbelanjaan.

“Di sana yang datang malah dari segala penjuru. Kita tidak tahu mana yang tidak sakit dengan yang membawa virus kan?,” pungkasnya.

Usai di kantor Disdikbud Jombang, puluhan emak-emak tersebut, kemudian  bergerak ke Kantor Pemkab Jombang.

 

 

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait