JOMBANG, KabarJombang,com – Pondok Pesantren (Ponpes) Mambaul Ma’arif Denanyar, Kabupaten Jombang, menggelar haul ke-11 Presiden RI ke-IV dan Guru Bangsa KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, berdasarkan penanggalan tahun hijriyah.
Menurut Pengasuh Ponpes Denanyar KH Abdussalam Shokhib, acara ini bertempat di Masjid Induk Pesantren Mambaul Ma’arif dan diikuti semua santri.
“Kami sengaja menyelenggarakan haul Gus Dur dengan tanggal hijriyah karena budaya di Pesantren, seperti Ploso, Denanyar dan haul Mbah Mutamakin ketika mengahauli ulama menggunakan tanggal hijriyah,” jelasnya, Selasa (1/9/2020).
Ia menjelaskan, acara haul Gus Dur diisi dengan pembacaan Tahlil, Yasin, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa dan ditutup dengan pembacaan manaqib Gus Dur oleh KH Abdussalam.
“Setiap tahun kami juga menyelenggarakan haul Gus Dur berdasarkan tanggal hijriyah. Ini untuk mempertahankan budaya haul ulama,” ungkap Kiai Salam.
Alumni Pesantren Al-Falah Ploso ini menjelaskan, tujuan haul Gus Dur ini untuk mengingatkan sejarah perjuangan Gus Dur. Terutama jejak perjalanannya sejak santri, naik menjadi intelektual, dan dilanjutkan menjadi pemikir Islam serta tokoh politik.
Apalagi Gus Dur diperkuat dari segi nasab, baik dari jalur bapak dan ibu. Gus Dur wafat pada tanggal 30 Desember 2009 berdasarkan penanggalan masehi dan dimakamkan di Pesantren Tebuireng.
Kedekatan Gus Dur dengan Pesantren Denanyar cukup kuat dari jalur ibu. Sang ibunya Hj Sholihah adalah putri pendiri Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar KH Bisri Syansuri. Gus Dur lahir pada tahun 1940 di Denanyar.
“Gus Dur ini pembawa lokomotif pembaruan di Nahdlatul Ulama, menjadi ketua PBNU dan jadi andalan dalam polemik masalah ketidakadilan. Ini patut kita kenang dan kita lanjutkan perjuangannya, terutama generasi muda,” ujarnya.
Kiai Salam menambahkan, selain ahli dalam bidang agama, Gus Dur juga ahli di bidang politik. Bahkan, sangat disegani dalam kancah perpolitikan dunia. Gus Dur ikut mendirikan PKB yang hingga kini masih eksis.
“Perjuangan politik yang dengan kepiwaiannya, kecerdasannya dan ilmunya mampu mencapai puncak karier sebagai Presiden tanpa mengandalkan politik uang. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sosok Gus Dur,” tandas kiai Salam.