Efek Pembelajaran Daring Terhadap Anak, Ini Kata Psikolog

Sekolah menggunakan sistem daring. (Foto: FaktualNews.co).
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com- Selama pandemi Covid-19, pendidikan atau sekolah di Indonesia khususnya Kabupaten Jombang diberlakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) baik secara daring atau luring.

Psikolog sekaligus Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya, Nailatin Fauziyah mengatakan, pembelajaran daring ini tidak bisa maksimal karena berdampak pada perubahan prilaku, emosi, dan sosial anak.

Baca Juga

Menurut Naila untuk mengoptimalkan pembelajaran daring di tengah pandemi Covid,-19 ini perlu adanya kesiapan mental diantara murid, guru, dan orangtua. Sehingga, anak bisa fokus, konsentrasi, dan motivasi belajar tetap bagus.

“Karena kontrol pembelajaran anak akan sangat berbeda ketika berada di kelas dan di rumah. Sehingga, psikologis anak harus disiapkan secara khusus,” ujarnya melalui sambungan telepon kepada KabarJombang.com, Jumat (21/8/2020).

Selain itu, jelasnya, untuk meningkatkan konsentrasi belajar anak dengan pembelajaran daring perlu adanya dorongan dan motivasi dari pihak guru dan orangtua kepada anak. Bahwa ada tidaknya guru tetap bisa konsentrasi belajar, meskipun dalam situasi apapun.

“Gedget itu berdampak besar pada saraf atau neuro anak, karena pantulan radiasinya dan tontonan informasi apa yang dikonsumsi. Apalagi masih usia anak-anak itu harus ada pembatasan dan pengawasan dari masing-masing orangtua,” ungkapnya.

Naila juga menegaskan, peran guru di sekolah tidak bisa digantikan dengan orangtua. Karena di sekolah akademik akan jauh lebih tersistem dan terstruktur. Meskipun orangtua merupakan madrasah bagi anak, namun itu dalam hal lain.

“Orangtua harus jadi guru bagi anaknya seperti guru yang ada di sekolah. Itu tidak bisa, dan anggapan itu salah kaprah menurut saya dalam sistem daring. Karena guru itu bersekolah pendidikan dan mengetahui tahapan-tahapan kelas anak,” paparnya.

Sementara itu, jika orangtua ada yang mengalami hambatan mengajari anaknya mungkin bisa melakukan konsultasi dengan ahlinya. Dan tugas orangtua memang menghantarkan dan mendampingi tumbuh kembang anak. Bukan berarti semua kesulitan anak karena pembalajaran daring bisa diselesaikan orangtua.

Naila menyarankan agar pembalajaran daring dapat berjalan optimal, perlu adanya kolaborasi dengan cara. Diantaranya menjalin komunikasi sehingga trust (kepercayaan) akan terbangun antara murid, guru, dan orangtua, dengan itu maka terbangunlah kolaborasi.

“Pembelajaran tidak bisa tercapai maksimal dalam situasi yang seperti ini dan itu harus dipahami sama-sama,” serunya.

Hal ini senada diungkapkan dokter spesial anak, Retno Wulandari. Bahwa dalam pandemi Covid -19 ini, segi interaksi anak akan berbeda, dan disatu sisi tingkat pengetahuan dalam mengoperasikan IT anak akan meningkat.

Dikatakan, untuk menjaga agar psikologis anak tetap baik. Maka orangtua perlu memberikan banyak perhatian dan komunikasi kepada anak, mendengarkan apa saja keluhan yang anak rasakan.

“Sehingga, anak tidak merasa bahwa dia berjuang sendiri dalam pandemi ini,” papar dr. Retno saat ditemui di Graha Tumbuh Kembang Anak Jombang, Selasa (11/8/2020) lalu.

Sementara itu, IDAI (Ikatan Dokter  Anak Indonesia) merekomendasikan agar tumbuh kembang anak dapat optimal di tengah pandemic. Diantaranya perlu adanya keseimbangan antara aktivitas fisik, screen time, dan masa tidur anak yang harus diperhatikan masing-masing orangtua.

 

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait