Kembalikan Percaya Diri, Penyintas Kekerasan Seksual di Jombang Jalani Trauma Healing

Korban kekerasan seksual di Jombang mengikuti trauma healing yang diadakan WCC. KabarJombang.com/istimewa/
Korban kekerasan seksual di Jombang mengikuti trauma healing yang diadakan WCC. KabarJombang.com/istimewa/
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Woman crisis center (WCC) Kabupaten Jombang melalui support group, memberikan pendampingan psikologi untuk menghilangkan trauma atau trauma healing kepada anak-anak korban kekerasan seksual di Kota Santri.

Salah seorang staff Woman crisis center (WCC) Kabupaten Jombang, Novitasari menuturkan pendampingan psikologi untuk menghilangkan trauma kepada korban kekerasan seksual tersebut agar mereka mau membuka dirinya kembali di tengah-tengah masyarakat.

Baca Juga

“Kegiatan ini adalah bentuk dukungan dan bantuan dari kami dengan tujuan dan harapan dari trauma healing diantaranya adanya dukungan dari sesama penyintas kekerasan seksual di Jombang, menjadi ruang bagi mereka bahwa mereka tidak sendiri,” tuturnya, Kamis (26/8/2021).

Kegiatan yang rutin diadakan sebulan sekali sejak 2015 itu juga membantu korban kekerasan seksual di Jombang, menemukan kembali konsep positif yang ada pada diri mereka.

“Untuk pesertanya memang penyintas kekerasan seksual dengan rata-rata berumur 11 tahun hingga 19 tahun,” kata Novitasari menjelaskan.

Menurutnya, pendampingan psikologi untuk menghilangkan trauma atau trauma healing kepada para penyintas kekerasan seksual di Jombang kadang terkendala dukungan orang disekitar penyintas serta akses menuju lembaga.

“Beberapa kendala yang terkadang kita hadapi bisa jadi karena dukungan orang tua atau orang terdekatnya tidak ada untuk penyintas mengikuti trauma healing, juga bisa akses jauh tidak ada yang ngantar ke lembaga ini karena mungkin tidak ada kendaraan umum,” ungkapnya.

Sebagai ukuran seorang penyintas kekerasan seksual sembuh menurutnya tidak hanya dapat dilihat dari keseharian yang mulai dapat dilakukan, namun harus dipahami tentang arti sembuh sebenarnya.

“Tentang penekanan kegiatan tersebut dengan tingkat kesusahan beragam, traumatis yang dialami korban iya, tapi yang perlu di highlight untuk masyarakat bahkan keluarga korban untuk ukuran sembuh trauma tidak hanya terjadi saat menjadi pemurung dan setelah itu sudah dapat melakukan aktifitas sehari-hari dianggap hilang. Namun pemahaman ini yang perlu korban dan masyarakat tahu bahwa sembuhnya bukan hal itu,” tandas Novitasari memungkasi.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait