Miris, Pembayaran Jaspel Tenaga Medis di RSUD Jombang Dipotong dan Gaji Telat

Foto : RSUD Jombang. (Istimewa)
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Karyawan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang, mengaku sedang menghadapi situasi sulit akibat kebijakan pemotongan Jasa Pelayanan (Jaspel) yang diberlakukan sejak awal tahun 2025. Kebijakan ini, yang diduga imbas dari keterlambatan dana kapitasi BPJS Kesehatan, menimbulkan keresahan di kalangan pegawai rumah sakit.

Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa pemotongan pembayaran Jaspel akan berlangsung selama lima bulan ke depan. Hal ini disampaikan secara lisan oleh masing-masing kepala ruangan kepada bawahannya tanpa disertai pemberitahuan resmi dalam bentuk tertulis.

Baca Juga

“Sejak Januari, Jaspel kami mulai dipotong. Katanya ini akan berlangsung sampai lima bulan ke depan. Tapi sampai sekarang belum ada penjelasan resmi yang bisa kami pegang,” ujar salah satu tenaga medis di RSUD Jombang yang enggan disebutkan namanya, saat dikonfirmasi pada Kamis (24/4/2025).

Kebijakan ini disebut berlaku untuk seluruh pegawai RSUD Jombang, tanpa terkecuali. Hal ini memicu rasa kecewa, terutama karena para pegawai merasa tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Banyak di antara mereka yang mempertanyakan mengapa dampak dari persoalan administrasi klaim BPJS justru dibebankan kepada gaji karyawan.

“Masalahnya kan di klaim BPJS yang macet. Tapi kenapa yang kena imbas justru kami para pekerja medis? Sementara fasilitas dan layanan untuk pejabat tetap gratis,” imbuh sumber tersebut.

Selain pemotongan Jaspel, pegawai juga mengeluhkan keterlambatan gaji bulanan. Bila sebelumnya gaji biasanya diterima sekitar tanggal 10, kini mundur hingga tanggal 20. Ketidakpastian ini membuat kondisi psikologis tenaga medis semakin tertekan.

“Dari segi nominal, saya seharusnya menerima gaji pokok sekitar Rp1,4 juta dan Jaspel lebih dari Rp4 juta. Tapi sekarang, Jaspelnya turun jauh. Kami tidak tahu harus mengandalkan apa lagi,” lanjutnya.

Selain itu narasumber lainya berinisal L, juga mengatakan hal yang sama. Ia mengaku sangat keberatan. Ia pun berharap agar pihak rumah sakit dan instansi terkait segera duduk bersama mencari solusi konkret.

“Kalau seperti ini terus, bukan hanya kami yang terdampak. Pelayanan ke pasien juga bisa ikut terganggu. Bagaimanapun, kami juga manusia yang butuh kepastian dan keadilan,” pungkasnya.

Wartawan Kabar Jombang sudah berupaya konfirmasi kepada pihak pimpinan RSUD Jombang. Namun dikarenakan masih ada agenda di luar kota, pihaknya mengatakan baru bisa ditemui esok hari.

 

Berita Terkait