Masyarakat Trauma dan Tolak Anaknya Divaksin, DPRD Jombang Minta Dinkes Segera Lakukan Ini

Caption : Wakil Ketua Komisi D DPRD Jombang, HM Syarif Hidayatullah.
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Peristiwa wali murid menolak anaknya untuk divaksin Covid-19 dan trauma dengan kejadian meninggalnya 2 Siswa SD usai vaksinasi, menjadi perhatian anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jombang.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Jombang, HM Syarif Hidayatullah mengatakan, pihaknya meminta Dinas terkait untuk menindaklanjuti pengalaman yang diterima oleh warga Jombang tersebut. Syarif yang kerap disapa Gus Sentot ini menyadari bahwa dipastikan ada warga yang trauma dengan vaksinasi Covid-19 itu.

Baca Juga

“Ya bagaimana pun juga Dinas (Dinas Kesehatan Jombang) harus segera bergerak. Segera lakukan sosialisasi langsung terhadap masyarakat, kalau ditinggalkan bisa jadi masyarakat kedepannya akan ragu untuk divaksin,” ujarnya kepada KabarJombang.com, Kamis (6/1/2022).

Selain itu, perihal yang dicurigai oleh masyarakat, Dinas diminta segera menjawab. Misal saat disinggung soal proses skrining yang masih belum terlalu ketat, Gus Sentot minta segera turun melakukan pemantauan di lapangan dan berhadapan langsung dengan masyarakat.

“Apakah akan dilakukan sidak proses skrining vaksinasi? kalau kami, selanjutnya akan melakukan rapat internal terlebih dahulu bersama komisi D. Pada intinya kami sangat berbelasungkawa terkait kejadian yang kemarin itu, dan mohonlah hal itu segera ditindaklanjuti kalau memang bukan karena vaksi. Edukasi kedepannya seperti apa,” jelas Gus Sentot saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Mengenai psikis masyarakat dan kesehatannya, menurutnya sangat penting dan layak mendapat perhatian langsung dari Pemerintah. Maka dari itu, Gus Sentot minta pemerintah dan dinas terkait untuk tidak tinggal diam.

“Segeralah lakukan sosialisasi langsung, memberikan penjelasan se detail mungkin. Sehingga psikis masyarakat tidak terganggu, dan trauma yang dialami dengan kejadian kemarin itu akan kembali normal seperti biasa. Mungkin begitu saja,” imbuh Gus Sentot sembari memungkasi.

Berdasarkan temuan dari pemantauan KabarJombang.com di lokasi, masih terdapat proses skrining vaksinasi anak usia 6-11 tahun kurang diperketat. Di tempat itu, saat proses skrining tidak dilakukan pengecekan atau pemeriksaan terhadap anak untuk mengetahui punya penyakit apa yang dialami sebelumnya.

Sementara hal itu sangat diperlukan untuk mengetahui pasti penyakit yang dialami anak sebelumnya. Selain itu, ditemukan tidak ada pertanyaan sebelumnya pernah mengonsumsi obat apa sebelum divaksin. Sementara dari petugas hanya menanyakan punya penyakit apa dan langsung dilakukan cek suhu yang kemudian ditensi.

Diketahui sebelumnya bahwa, usai peristiwa meninggalnya dua pelajar Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Jombang setelah divaksin, proses vaksinasi pelajar di Madrasah Ibtidaiyah Genuk Watu, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang tampak berbeda.

Pasalnya, sedikitnya terdapat sepuluhan wali murid di Madrasah setempat yang menolak anaknya untuk tidak divaksin Covid-19.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait